Langsung ke konten utama

Pemain Belakang Menjadi Dibanggakan

source.net
Kemunculannya dikejutkan. Tak ada penjagaan, karena menganggapnya hanya pemain belakang. Ambrizal, mencetak gol untuk Macan Kemayoran.
Seorang pemain belakang yang tiba-tiba maju untuk menjemput bola. Tanpa penjagaan, berdiri bebas di samping kanan gawang lawan. Bola datang di depannya, tanpa persiapan dan ancang-ancang langsung dilesakan dengan kaki kanannya. Dan... Buuum. Ambrizal, nomor punggung 6 tercatat mencetak gol di menit ke 70an.
Seperti itulah kronologis gol yang dicetak oleh Ambrizal. Meski pertandingan babak pertama berakhir tanpa gol, namun suntikan harapan ditunjukan oleh Ambrizal di babak kedua. Maklum, Macan Kemayoran di pertandingan pertama dalam SCM Cup belum meraih kemenangan. Bahkan telah terima kekalahan atas lawannya Minggu pagi, Sriwijaya FC.
Ambrizal membuka harapan untuk Persija meraih kemenangan. Di menit 80an, coach RD lebih memilih mengamankan pertahanan, dengan menambah pemain bertahan. Sayang, menuju menit akhir, kiper Persija Andritany terlalu percaya diri untuk menghalau bola hingga lompatannya justru berimbas pada peluit pelanggaran. Ya, penalti untuk Bajul Ijo diberikan. Tak mengherankan hingga skor berubah menjadi satu sama.
Bukan skor akhir yang menjadi perhatian. Kecewa iya, karena sang Macan belum sanggup bersorak kemenangan. Namun kagum terhadap pemain belakang ini, sedikit mengobati ambisi melihat Persija menang.

Ekspresi Ambrizal datar. Bahkan setelah ia mampu membawa Macan Kemayoran unggul sementara. Seperti tanpa kebanggan seorang pemain belakang mampu mencetak gol indah ke gawang lawan. Namun kawan-kawannya menyambut bahagia gol yang diciptakannya. Tapi mungkin seperti itulah wajah aslinya. Selalu tenang dalam menang atau pun kalah. Seorang pemain belakang, yang kini menjadi kebanggaan bagi Macan Kemayoran. 

#PersijaBisa

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review Buku Yang Fana adalah Waktu

Judul Buku : Yang Fana Adalah Waktu Penulis : Sapardi Djoko Damono Tahun Terbit: 2018 Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta Tebal : 146 halaman ISBN : 978-602-03-8305-7 Genre : Fiksi Pernah menjalani hubungan jarak jauh atau Long Distance Relationship ? Bagaimana rasa rindunya? Bagaimana penantiannya? Bagaimana rasa saling percaya yang ditumbuhkan? Begitu pun bagaimana menjaga hati agar tetap setia? Barangkali novel ketiga dari Trilogi Hujan Bulan Juni milik Sapardi Djoko Damono bisa menggambarkannya. Sinopsis Berkisah tentang Sarwono yang ditinggal pergi kekasihnya Pingkan, untuk menempuh pendidikan di Jepang. Mereka menjalani hubungan jarak jauh Solo-Kyoto Jepang, tapi tetap saling kirim kabar. Hingga suatu hari kepercayaan diantara keduanya sempat pudar, sebab ada orang ketiga yang membuatnya nyaman. Hal yang paling sulit dari hubungan jarak jauh adalah menjaga perasaan. Masing-masing dari mereka paham betul hati mereka tertuju pada siapa. Tapi, y...

Baalveer: antara dongeng dan modernitas

source.net Dengan memanggil namanya, dia akan datang untuk menyelamatkan. Dengan melihatnya di tv, dia muncul bak superhero abad 20 yang begitu terkenal. Julukannya ‘pahlawan penyelamat anak-anak’. Serial India sedang membanjiri tanah air. Dimulai dari film, sinetron, hingga artis dari negeri Bollywood itu dicintai tayang di Indonesia. Hampir setiap tv terdapat tayangan yang berasal dari India. Salah satu serial drama yang saat ini hadir setiap hari di tv (sebut saja antv) menjadi salah satu tayangan favorit anak-anak. Baalveer, seorang anak yang terlahir dari peri bernama Baal Peri menjadi sosok yang paling dicintai anak-anak. Dengan baju berwarna oren, berselendang merah, serta tongkat sakti sebagai senjatanya, membuat dia dijuluki pahlawan bagi anak-anak. Di sela-sela pekerjaannya menyelamatkan anak-anak, dia pun sering muncul di tv. Mengapa Baalveer di tv? Beberapa episode Baalveer, ia sering tampil untuk mengklarifikasi segala hal yang berkaitan dengan anak-anak. Ter...

Lepas Setahun

Tepat di tanggal hari ini adalah setahun aku berhenti kerja dari seorang marketing di bidang kesehatan. Alasan memilih berhenti yang sudah aku pertimbangkan dengan matang, adalah memilih keluarga. Hasilnya, sebulan aku dihadiahi dengan positif kehamilan. Tapi kenangan itu masih tetap ada, juga pengalaman.  Sempat terpikir ketika masih bekerja dan belum menikah, aku memiliki keinginan untuk menjadi ibu rumah tangga. Rasanya lelah bekerja dari pagi hingga sore, dan baru gajian di akhir bulan membuat pikiran semacam itu terlintas. Aku ingin dinafkahi saja, dan menikmati hasil kerja suami tanpa berusaha sendiri. Hasilnya, pikiran yang hanya sekelebat itu terwujud sudah setahun lamanya.  Semua yang aku bayangkan waktu masih bekerja dulu ternyata jauh dari kenyamanan. Sehari, dua hari, sampai seminggu, rasanya bosan sekali berada di rumah sendirian. Aku bingung hendak melakukan kegiatan apa. Pekerjaan rumah yang tiada habisnya, atau menonton episode drakor yang berganti setiap mingg...