Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2014

Dahsyatnya Gema Takbir (Idul Adha)

source.net Ceritanya di sebuah alun-alun... Adzan maghrib selesai berkumandang, tapi aku dan temanku baru menuju masjid yang berada di samping kanan sebuah lapangan alun-alun. Selesai melepas sandal langsung mengambil air wudlu dan bergegas ke pintu masjid. Ketika menyusuri teras masjid menuju pintu masuk, terdengar kumandang takbir. “Allohuakbar... Allohuakbar... Allohuakbar” Aku dan kawanku Eci berhenti berjalan dan saling tatap. “Haa Takbir??” dengan ekspresi heran dan senang. Pikirku aku dan kawanku sama-sama lupa sekarang malam takbir. Kami terlalu pusing mencari tugas fotografi hingga tak menyadari sepanjang jalan melihat kambing dan sapi bahwa besok adalah Idul Adha. Kami mengacuhkan semua pertanda tadi. Dan menganggap heboh kambing dan sapi yang banyak berada di mobil box serta pinggiran jalan. Terlebih aku tak menghiraukan pesan ibu yang melarang pulang malam untuk malam ini. Aku kira ibu terlalu sering mengingatkanku akan hal itu. Jadi pesan itu

Menyoal Peka

source.net Belakangan ini aku sering nyindir teman-temanku dengan kata, “Peka dong peka!” Dan jawaban mereka, “Ciyee Peka”. Kesimpulannya aku dan temanku mengartikan peka dengan maksud yang berbeda. Memang awalnya sindiran itu aku tujukan biar kita saling bantu, tapi temanku menganggap kepekaan hanya untuk orang yang spesial. Ah temanku -_- Dan kemarin, aku menemukan makna peka dalam artian yang berbeda menyentuh perasaan menyadarkan logika. Ketika di sebuah rel dekat stasiun. “Kenapa mobilnya berhenti, perasaan ngga ada kereta,” keluhku yang berada di jok belakang motor matic hitam. Sambil menerobos perlahan sebelah kiri mobil, kakaku melewati deretan kendaraan roda empat yang berhenti. Rupanya mobil oranye  sedang tertahan tepat di perlintasan rel kereta api. Tak ada orang yang membantu. Sang supir keluar sembari mendorong mobilnya dengan sekuat tenaga, walau tenaganya tak mampu merubah banyak posisi mobil yang bernama angkot itu. Tiga meter sudah motorku