Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2015

Teguran dari Dosen

dok. pribadi (ilustrasi ruangan kelas) “Ngantuk itu alamiah, saya memakluminya -- kata dosen Jurnalistik Media Elektronik” Sore hari terik matahari mengintip ke sela-sela jendela di ruang 4. Mata kuliah Jurnalistik Media Elektronik menjadi mata kuliah terakhir sore itu. Materi pengambilan gambar menjadi materi yang hanya sekadar menonton video. Ruangan gelap tiap kali video diputarkan. Hanya suara dari video tahun 2000-an dengan visual yang bisa terbayangkan betapa jadul dan membosankannya video yang diputar. Tak perlu menunggu pemutaran sampai selesai. Beberapa kali pemutaran, sudah cukup membuat mata ini sudah tak bisa lagi menahan godaan untuk pergi ke alam bawah sadar. Ya, ngantuk. Dan... tiba-tiba saja begitu lampu dinyalakan, saya tak lagi mendengar suara dosen yang sedang menjelaskan. Perasaan saya masih tertinggal di ruang kelas, tapi pikiran dan bayangan sudah pergi tak berjejak menyusuri mimpi-mimpi yang baru saja akan terjelajahi. Tiba-tiba... “Iya saya tahu, n

Masalah Jaringan Internet Menghambat Metode E-Learning

website edmodo Indonesia, barangkali merupakan negara dengan jumlah pengguna internet yang kian meningkat. Namun, masalah utama dari pemanfaatan internet ini adalah menyoal jaringannya. Tak terkecuali internet di dunia pendidikan. Khususnya di kampus FISIP Unsoed ini. Pada mata kuliah Teknologi Komunikasi, terdapat metode pembelajaran yang lebih menarik daripada metode pembelajaran konvensional lainnya. Metode ini sebenarnya lebih cocok untuk metode pembelajaran jarak jauh atau yang lebih dikenal e-learning. Melalui metode e-learning dosen bisa dengan mudah menyampaikan materi perkuliahan tanpa harus bertatap muka. Metode ini menggunakan website edmodo yang bisa dengan mudah diakses oleh siapa saja. Namun bagi kami, edmodo ini masih tergolong media pembelajaran baru yang mirip dengan media sosial. Meskipun masih dirasa baru, namun tak menjadi persoalan karena langsung mudah dipahami. grup facebook teknokom  Edmodo bisa digunakan untuk saling berinteraksi, mengir

Kelompok Baru

kiri ke kanan (Alip, Triana, Kiki, Trirahma, Lintang, Ratna)   Sebelum melihat foto itu, aku tak pernah berkeinginan untuk menulis ini. Tapi sekarang aku terjebak dalam kelompok bermain yang menyenangkan. Kawan. Sudah hampir dua tahun aku kuliah di jurusan yang katanya paling favorit se-kampus sosial beralmamater kuning. Bertemu, bermain, belajar, sudah pernah kulakukan dengan 99 orang teman-teman ku yang satu per satu rontok tak menikmati jurusan favorit ini. Sudahlah, yang penting aku masih bertahan tak ingin mengecewakan biaya yang sudah dikeluarkan ibunda. Sekarang aku berada diujung pengakhiran semester 4. Setelah minggu depan UAS, tentunya aku  berada di semester 5. Yang ingin kujadikan sebagai inti tulisan ini adalah menyoal kawan. Setelah aku resapi, rupanya kawanku berbeda-beda dari semester1 hingga kini semester 4. Lihat foto di atas? Itu adalah kawanku yang mulai dekat sejak semester 2. Kenapa? Karena kebanyakan jadwal kuliah kami yang sama. Padahal semester 1 a

Apa bangganya mencoret-coret seragam?

Seragam putih abu-abu bernoda. Coretan pilox dan tinta tanda tangan mewarnai seragam yang sepertinya dianggap sebagai simbol kelulusan. Lalu, apa bangganya melakukan demikian? Konvoi iring-iringan terdengar dari pagi hingga malam. Klakson sepeda motor dengan pengendara berseragam putih abu-abu yang kini telah berwarna-warni, saling bersahutan. Deru asap kendaraan berjejer membentuk sebuah barisan. Merayakan kelulusan. Begitu mereka sering menyebut demikian. Terlihat seragam yang mereka kenakan bukan lagi berwarna putih dan abu-abu. Warna-warni pilox menutupi warna asli seragam. Dilengkapi coretan tanda tangan, kata-kata sampai nama teman dan pacar, mengisi penuh seragam putih dan abu-abu. Hari ini bukanlah Senin, Selasa, Rabu, atau Kamis. Jumat yang biasanya memakai baju pramuka diganti memakai pakaian upacara. Mana mungkin bercoret-coret ria menggunakan seragam pramuka? Tentu kurang lazim dipandang. Tapi tak lebih baik pula mencoret seragam putih dan abu-abunya. Sepanja

Media Baru di dalam Dunia Anak

source.net Seorang anak tak perlu tutorial untuk belajar bagaimana mengoperasikan seperangkat komputer. Seorang anak tak perlu bertemu untuk bermain bersama teman-temannya. Karena dunia anak kini telah diisi oleh komputer, game, dan budaya online. Dulu, butuh waktu lama untuk mampu mengoperasikan seperangkat komputer. Hal ini dialami oleh orang tua yang baru belajar menggunakan media komputer dalam pekerjaannya. Tapi sekarang, perkembangan teknologi begitu cepat hingga memaksa setiap orang harus mampu selangkah lebih maju dari media yang ia gunakan. Lain halnya di dunia anak-anak, penggunaan media baru menjadi teman sehari-hari mereka. Ya, sekarang ini setiap anak dapat dengan mudah menggunakan beragam media untuk dapat terhubung ke internet. Meski awalnya anak-anak hanya menggunakan internet untuk bermain, tapi sadar atau tidak hal itu akan merubah struktur sosial yang ada di dalam masyarakat. Seperti teman bermain, budaya game online, dan dunia pendidikan anak akan menga

Perspektif Optimis Internet untuk Dunia Pendidikan

source.net Perkembangan internet di era sekarang ini telah membawa perubahan di segala aspek kehidupan manusia, termasuk di bidang pendidikan. Bukan hal baru jika pendidikan memang erat kaitannya dengan internet. Pandangan optimis dapat dilihat dari beragamya situs pendidikan yang dapat ditemukan untuk membantu pelajar keluar dari tembok ruang kelas menuju dunia maya yang lebih luas. Peningkatan akses ke internet secara otomatis membawa perubahan sosial yang baru. Perkembangan teknologi ini juga membawa cara baru untuk mencari dan mendistribusikan informasi, berkomunikasi dengan yang lain, untuk produksi, membagi dan menjual barang/jasa, dan bahkan budaya, yang juga secara otomatis membawa masalah-masalah baru di konteks sosial, politik, dan budaya. Termasuk di bidang pendidikan, dimana saat ini pendidikan di Indonesia sudah banyak yang menggunakan internet. Setiap perkembangan memang tak lepas dari perspektif optimis dan perspektif pesimis. Ketika internet dianggap sebagai pe

Masyarakat dan Media Baru: Organic Community menuju Virtual Community

Bertatap muka sekarang ini bisa dilakukan dimana saja, kapan saja, dan dengan siapa saja. Asalkan punya akun, maka setiap orang di berbagai belahan dunia bisa terhubung. Betapa mudahnya bukan? Hal ini telah mengubah struktur sosial yang terjadi di masyarakat. Dari organic community menuju virtual community. Pembahasan lanjutan mengenai teknologi komunikasi, berbicara tentang community with media. Kali ini membahas Chapter2: Creating Community with Media: History, Theories and Scientific Investigation. Ada perubahan yang terjadi di masyarakat. Terbentuknya beragam komunitas rupanya tidak hanya terjadi lewat pertemuan langsung. Namun sekarang ini justru banyak komunitas yang terbentuk melalui media, salah satunya media sosial. Sebelum sampai pada pembahasan lebih lanjut, pembahasan pada chapter ini dibagi menjadi 3 bagian. Pertama, membahas mengenai sejarah perkembangan antara media dengan komunitas, kemudian yang kedua mengenai perkembangan media, yang ketiga tentang metodologi yang