Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2014

Sepak bola kenapa rusuh?

source.hooligan Jika ada pertanyaan seperti itu, pasti yang suka bola ngga ngrasa kalo mereka rusuh. Eitzz aku juga suka bola tapi aku ngga rusuh. Nah loh baru dibilang hihi. Tapi antara suporter badminton dan bola sering timbul gesekan masalah kerusuhan dan ketertiban. Antara prestasi dan ambisi. Ya, bola dianggap rusuh, ricuh dan ambisius. Sedangkan badminton dianggap tertib, fanatik dan berprestasi. Ya, bisa dilihat lah berapa sering suporter bola yang rusuh menyebabkan nyawa diantaranya melayang. Berapa sering antar pemainnya pun tak luput dari baku hantam. Apa karena mereka semua laki-laki? Ah tidak juga. Di negara lain sepak bola perempuan pun sudah banyak. Bandingkan dengan badminton. Apa pernah antar suporter rusuh? Sekalipun lawan negara tetangga yang ada paling nyanyian ejekan, ngga mungkin sampe lempar-lemparan botol air mineral. Ngga mungkin sampe menyalakan kembang api di dalam ruangan. Lah iyalah di dalam ruangan kok berkobar-kobar ya kebakar hihi. Bal

Aku (dalam) Puncak Somasi

Dalam riuhnya massa, aku menepi. Aku tau ibuku di dalam, dan aku di luar. Dan hari ini, ketika semua berkumpul, bersatu, aku menepi. Menepi dari rombongan pejalan kaki mahasiswa baru 2014 yang menolak UKT. Dan aku menepi untuk sekadar mendapatkan gambar dari aksi ini. Tapi aku berada dalam lingkungan massa itu. Tapi orang lain tak melihat kronologis ceritaku. Ya, aku dianggap memalukan, mencemarkan nama baik dan membuat onar. Ah, siapa aku sampai bisa dianggap seperti itu? Aku anak unsoed. Dan ibuku pun unsoed. Maka aku dianggap bagian dari unsoed pun bagian dari mahasiswa. Aku dalam puncak somasi hari ini. Tak ada berita yang mampu kutulis. Pulang pun ketika massa baru sampai di depan gedung. Wawancara pun belum sampai korlap. Aku belum dapat data apa pun. Tapi ibu melihat. Karena kawannya yang melihatku. Padahal aku menepi. Disuruhnya pulang, aku pulang. Aku dalam puncak somasi. Tak tahu apa-apa hari ini. Impianku mengejar berita besar, pupus. Aku tak berhasil