Saya pernah menyukai seorang yang biasa dipanggil ustad, tapi lebih cocok dipanggil mas ustad karena usianya yang masih sangat muda. Karena bapanya pendakwah jadilah dipanggil 'anaknya ustad'. Makanya dia sekarang ikut-ikutan mendapat panggilan ustad. Begitulah kira-kira. Tapi bukan soal jenis panggilan yang dibahas. Waktu itu bulan puasa. Minggu pertama di bulan puasa, dia mengisi tausiyah kuliah subuh di musola tempat saya beribadah. Saya masih ingat betul tausiyah yang disampaikannya yakni tentang bersyukur selepas sholat. "Sebelum kita mengucap istighfar lebih baik kata pertama yang kita ucapkan adalah alhamdulillah..." Begitu kira-kira yang disampaikannya. Dia melanjutkan, "Sebelum kita memohon ampun atas dosa-dosa kita, alangkah baiknya mengucap syukur karena masih diberi nafas untuk beribadah, untuk berdoa, untuk memohon ampun, dan meminta segala sesuatu." Sepertinya begitu intinya. Sambil melongok ke shaf laki-l