Langsung ke konten utama

Sepak bola kenapa rusuh?


source.hooligan

Jika ada pertanyaan seperti itu, pasti yang suka bola ngga ngrasa kalo mereka rusuh. Eitzz aku juga suka bola tapi aku ngga rusuh. Nah loh baru dibilang hihi.
Tapi antara suporter badminton dan bola sering timbul gesekan masalah kerusuhan dan ketertiban. Antara prestasi dan ambisi.
Ya, bola dianggap rusuh, ricuh dan ambisius. Sedangkan badminton dianggap tertib, fanatik dan berprestasi.
Ya, bisa dilihat lah berapa sering suporter bola yang rusuh menyebabkan nyawa diantaranya melayang. Berapa sering antar pemainnya pun tak luput dari baku hantam. Apa karena mereka semua laki-laki? Ah tidak juga. Di negara lain sepak bola perempuan pun sudah banyak.
Bandingkan dengan badminton. Apa pernah antar suporter rusuh? Sekalipun lawan negara tetangga yang ada paling nyanyian ejekan, ngga mungkin sampe lempar-lemparan botol air mineral. Ngga mungkin sampe menyalakan kembang api di dalam ruangan. Lah iyalah di dalam ruangan kok berkobar-kobar ya kebakar hihi.
Balik lagi ke pertanyaan awal, sepak bola kenapa rusuh?
Jika dilihat dan ditelusuri,
Fans olahraga yang paling fanatik di dunia ini apa hayo? Sepak bola.
Fans yang jumlahnya sampe ratusan juta apa hayo? Sepak bola.
Fans yang ada di belahan dunia mana pun apa hayo? Sepak bola.
Fans yang menyebut dirinya ‘loyalitas tanpa batas’, ‘kami ada dimana-mana’, apa hayo? Sepak bola.
Jadi jelas dan sudah terjawab. Rusuh, ricuh, bentrok, bahkan sampe bunuh membunuh, dilatarbelakangi karena fanatisme yang berlebihan. Suporter bola tulus ikhlas rela dengan sendirinya mencintai klub mereka tanpa paksaan, tanpa dibayar dan tanpa imbalan. Mereka cukup bahagia dengan melihat tim kesayangan menang. Udah, cuma itu cukup.
Mereka rela mengeluarkan uang hingga jutaan hanya untuk melihat tim kesayangan bertanding. Mereka rela berjudi sampe mempertaruhkan segalanya hanya untuk meyakini tim kesayangan pasti menang.
source.net
Nah jika semua itu berbanding terbalik 180о ngga sesuai harapan dan kenyataan, kekecewaan yang dirasakan pasti amat sangat berlebihan.  Nah, jika tim mengalami kekalahan terus diejek sama suporter sebelah pasti emosinya naik meradang dan tak tertahankan.  Yang terjadi baku hantam pun tak terelakan. Saling pukul dan lempar batu sudah menjadi hal yang wajar. Bahkan antar pemain ikut tersulut emosi yang berlebihan.
Ah, sepak bola. Ini bukan hanya di negara tercinta loh. Di negara lain pun rusuh antar suporter sering terjadi. Cuma karena kita hidup di Indonesia jadi yang paling diberitakan ya suporter sendiri.
Jadi itulah sebabnya kenapa suporter bola mudah rusuh dibanding suporter olahraga yang lain. Ngga salah fanatik, asalkan jangan berlebihan. Ngga salah berambisi, asal jangan ambisius. Ngga salah loyal, asal tetep pake batas.
Nah, jika fanatik, ambisi dan loyal telah dimiliki suporter, kini saatnya mereka menjadi dewasa. Bersikap dewasa dalam membangun sepak bola negeri ini. Modal bagus telah dimiliki yaitu suporter dengan tingkat kesetiaan paling tinggi. Sekarang ini tinggal bagaimana kita bersama-sama untuk mendukung sepak bola negeri ini. Biar dikata peringkat timnas mencapai ratusan, toh itu peringkat hanya berdasarkan angka. Intinya kita tetap cinta kan
Pertandingan apa pun, olahraga apa pun, perlombaan apa pun, kita semua sama mendukung negeri tercinta

Jangan ada lagi kerusuhan, jangan ada lagi keributan, ciptakan kedamaian sebagai simbol olahraga yang diagung-agungkan my game is fair play 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review Buku Yang Fana adalah Waktu

Judul Buku : Yang Fana Adalah Waktu Penulis : Sapardi Djoko Damono Tahun Terbit: 2018 Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta Tebal : 146 halaman ISBN : 978-602-03-8305-7 Genre : Fiksi Pernah menjalani hubungan jarak jauh atau Long Distance Relationship ? Bagaimana rasa rindunya? Bagaimana penantiannya? Bagaimana rasa saling percaya yang ditumbuhkan? Begitu pun bagaimana menjaga hati agar tetap setia? Barangkali novel ketiga dari Trilogi Hujan Bulan Juni milik Sapardi Djoko Damono bisa menggambarkannya. Sinopsis Berkisah tentang Sarwono yang ditinggal pergi kekasihnya Pingkan, untuk menempuh pendidikan di Jepang. Mereka menjalani hubungan jarak jauh Solo-Kyoto Jepang, tapi tetap saling kirim kabar. Hingga suatu hari kepercayaan diantara keduanya sempat pudar, sebab ada orang ketiga yang membuatnya nyaman. Hal yang paling sulit dari hubungan jarak jauh adalah menjaga perasaan. Masing-masing dari mereka paham betul hati mereka tertuju pada siapa. Tapi, y...

Baalveer: antara dongeng dan modernitas

source.net Dengan memanggil namanya, dia akan datang untuk menyelamatkan. Dengan melihatnya di tv, dia muncul bak superhero abad 20 yang begitu terkenal. Julukannya ‘pahlawan penyelamat anak-anak’. Serial India sedang membanjiri tanah air. Dimulai dari film, sinetron, hingga artis dari negeri Bollywood itu dicintai tayang di Indonesia. Hampir setiap tv terdapat tayangan yang berasal dari India. Salah satu serial drama yang saat ini hadir setiap hari di tv (sebut saja antv) menjadi salah satu tayangan favorit anak-anak. Baalveer, seorang anak yang terlahir dari peri bernama Baal Peri menjadi sosok yang paling dicintai anak-anak. Dengan baju berwarna oren, berselendang merah, serta tongkat sakti sebagai senjatanya, membuat dia dijuluki pahlawan bagi anak-anak. Di sela-sela pekerjaannya menyelamatkan anak-anak, dia pun sering muncul di tv. Mengapa Baalveer di tv? Beberapa episode Baalveer, ia sering tampil untuk mengklarifikasi segala hal yang berkaitan dengan anak-anak. Ter...

Lepas Setahun

Tepat di tanggal hari ini adalah setahun aku berhenti kerja dari seorang marketing di bidang kesehatan. Alasan memilih berhenti yang sudah aku pertimbangkan dengan matang, adalah memilih keluarga. Hasilnya, sebulan aku dihadiahi dengan positif kehamilan. Tapi kenangan itu masih tetap ada, juga pengalaman.  Sempat terpikir ketika masih bekerja dan belum menikah, aku memiliki keinginan untuk menjadi ibu rumah tangga. Rasanya lelah bekerja dari pagi hingga sore, dan baru gajian di akhir bulan membuat pikiran semacam itu terlintas. Aku ingin dinafkahi saja, dan menikmati hasil kerja suami tanpa berusaha sendiri. Hasilnya, pikiran yang hanya sekelebat itu terwujud sudah setahun lamanya.  Semua yang aku bayangkan waktu masih bekerja dulu ternyata jauh dari kenyamanan. Sehari, dua hari, sampai seminggu, rasanya bosan sekali berada di rumah sendirian. Aku bingung hendak melakukan kegiatan apa. Pekerjaan rumah yang tiada habisnya, atau menonton episode drakor yang berganti setiap mingg...