Yaa, itulah yang ditekankan
dosen pengampu mata kuliah Ilmu Komunikasi.
Dan tanggapan pertama
ketika itu adalah mengerutkan dahi sambil berkata "ha..?"
Menyelesaikan buku
dengan 400 sekian halaman juga butuh waktu beberapa bulan, lah ini buat
semboyan "one day one book". Pesimis, merasa tidak realistis, terlalu
berlebihan target yang dibuat oleh dosen. Tugas yang berjubel karena dikerjakan
SKS (Sistem Kebut Semalam), dan jadwal UTS yang tinggal menghitung hari lagi,
membaca buku bukan menjadi fokus utama dalam waktu dekat.
Di sela-sela waktu
senggang, saya mencoba membaca buku yang 400 sekian halaman itu. Kebetulan hari
itu adalah Hari Sabtu siang. Biasanya jam satu siang saya gunakan untuk
memejamkan mata di siang bolong, tapi kali ini rasa kantuk itu belum datang,
jadi saya baca dengan seksama buku itu.
Mulailah saya buka
lipatan batas bacaan saya minggu lalu. Baca..baca..baca.. dan yang saya rasakan
sama sekali tidak ada rasa bosan. Saya semakin penasaran halaman demi halaman
yang belum dibuka. Hingga akhirnya yang dapat menghentikan waktu membaca saya adalah
panggilan perintah dari Ibu tercinta. Ya, karena ibu memerintahkan mengambilkan
sesuatu, akhirnya saya berhenti membaca buku 400 halaman itu. Ada rasa sedih
ketika menutup buku dan meninggalkannya. Tapi perintah orang tua harus lebih
diutamakan.
Kesimpulan saya
ketika membaca buku itu adalah, ternyata apa yang disampaikan dosen ada semua
di dalam buku itu. Dan yang lebih menarik lagi adalah ketika saya membaca,
rasanya rasa jenuh karena melihat tebalnya buku, banyaknya kata demi kata tiap
lembarnya, seakan hilang begitu saja. Awalnya saya setengah hati membaca buku,
tapi ketika sudah setengah jalan membaca, yang dirasa justru sepenuh hati ingin
segera menyelesaikan membaca buku tersebut.
Karena buku memberi
banyak manfaat, dengan membacanya kita menjadi lebih kritis dan tidak mudah
dibodohi. Jangan langsung percaya dengan sesuatu yang kita lihat, yang kita
tonton, tapi kajilah dan galilah sesuatu itu, cari kebenarannya dengan cara
membaca buku sebanyak mungkin.
Tak ada yang
terlambat jika ingin memulai sesuatu yang baik. Mari budayakan membaca, dengan
membaca pengetahuan kita menjadi terbuka, dengan membaca kita mengenal dunia,
dengan membaca kita mampu menggenggam dunia. . . :)
Komentar
Posting Komentar