Langsung ke konten utama

Apa bangganya mencoret-coret seragam?


Seragam putih abu-abu bernoda. Coretan pilox dan tinta tanda tangan mewarnai seragam yang sepertinya dianggap sebagai simbol kelulusan. Lalu, apa bangganya melakukan demikian?
Konvoi iring-iringan terdengar dari pagi hingga malam. Klakson sepeda motor dengan pengendara berseragam putih abu-abu yang kini telah berwarna-warni, saling bersahutan. Deru asap kendaraan berjejer membentuk sebuah barisan. Merayakan kelulusan. Begitu mereka sering menyebut demikian.
Terlihat seragam yang mereka kenakan bukan lagi berwarna putih dan abu-abu. Warna-warni pilox menutupi warna asli seragam. Dilengkapi coretan tanda tangan, kata-kata sampai nama teman dan pacar, mengisi penuh seragam putih dan abu-abu.
Hari ini bukanlah Senin, Selasa, Rabu, atau Kamis. Jumat yang biasanya memakai baju pramuka diganti memakai pakaian upacara. Mana mungkin bercoret-coret ria menggunakan seragam pramuka? Tentu kurang lazim dipandang. Tapi tak lebih baik pula mencoret seragam putih dan abu-abunya.
Sepanjang jalan di kota kecil ini bahkan hingga di antrean pom bensin, warna-warni seragam bertebaran dimana-mana. Dengan percaya diri mereka kendarai sepeda motor. Dengan berboncengan baik laki-laki maupun perempuan mereka kuasai jalanan. Polisi sibuk berjaga tapi hanya sampai sore saja. Sedangkan malam hari, nyatanya mereka masih merayakan di sekitar alun-alun.
Apa bangganya meninggalkan seragam putih abu-abu? Paling-paling hanya untuk mendapatkan ijasah. Perlukah sampai harus bercoret-coret ria? Kan masih harus melanjutkan belajar. Meskipun belajarnya tak pakai seragam. Bukankah lebih baik jika seragam itu diberikan adik kelas? Atau jika sudah terlalu jelek, lebih baik simpan saja di lemari pakaian.
Masih banyak hal lain yang sekiranya tak perlu sampai mencoret-coret seragam. Sayang, seragam bersih harus bernoda. Memang tak akan lagi digunakan. Tapi menyimpannya dengan baik sama saja menyimpan kenangan semasa SMA kan?  
Janganlah terlalu membuang-buang waktu di jalanan. Masih banyak persiapan yang lebih penting ketimbang harus menikmati kelulusan dari pagi hingga malam. Masuk perguruan tinggi, atau langsung mendaftar pekerjaan, semuanya akan mudah dilalui jika melakukan persiapan.
Jadi, bermanfaatkah mencoret-coret seragam? 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review Buku Yang Fana adalah Waktu

Judul Buku : Yang Fana Adalah Waktu Penulis : Sapardi Djoko Damono Tahun Terbit: 2018 Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta Tebal : 146 halaman ISBN : 978-602-03-8305-7 Genre : Fiksi Pernah menjalani hubungan jarak jauh atau Long Distance Relationship ? Bagaimana rasa rindunya? Bagaimana penantiannya? Bagaimana rasa saling percaya yang ditumbuhkan? Begitu pun bagaimana menjaga hati agar tetap setia? Barangkali novel ketiga dari Trilogi Hujan Bulan Juni milik Sapardi Djoko Damono bisa menggambarkannya. Sinopsis Berkisah tentang Sarwono yang ditinggal pergi kekasihnya Pingkan, untuk menempuh pendidikan di Jepang. Mereka menjalani hubungan jarak jauh Solo-Kyoto Jepang, tapi tetap saling kirim kabar. Hingga suatu hari kepercayaan diantara keduanya sempat pudar, sebab ada orang ketiga yang membuatnya nyaman. Hal yang paling sulit dari hubungan jarak jauh adalah menjaga perasaan. Masing-masing dari mereka paham betul hati mereka tertuju pada siapa. Tapi, y

Review Buku 24 Jam Bersama Gaspar : Sebuah Cerita Detektif

Judul Buku       : 24 Jam Bersama Gaspar : Sebuah Cerita Detektif Penulis             : Sabda Armandio Alif Tahun Terbit    : 2017 Penerbit          : Mojok Tebal                : xiv + 228 halaman ISBN                 : 978-602-1318-48-5 Sebuah novel detektif bercerita perampokan toko emas namun tujuan utamanya menemukan kotak hitam. Sepanjang delapan bab, penulis membuat pembaca menerka isi kotak hitam. Apa alasan terbaik mencuri toko emas namun yang diincar justru sebuah kotak hitam? Namanya cerita detektif, jangan terkecoh dengan alur cerita. Bagi yang gemar mengikuti cerita detektif tentu selalu ada maksud tersembunyi dari semua cerita yang dimunculkan. Begini cerita 24 Jam Bersama Gaspar... Gaspar dan Perampokan Toko Emas Gaspar bukan nama sebenarnya, sedang merencanakan perampokan toko emas milik Wan Ali. Untuk melancarkan aksinya, Gaspar mengajak Agnes, Kik, Njet, Pongo, dan Pingi (bukan nama sebenarnya). Penggunaan nama samaran ini untuk melindung

Baalveer: antara dongeng dan modernitas

source.net Dengan memanggil namanya, dia akan datang untuk menyelamatkan. Dengan melihatnya di tv, dia muncul bak superhero abad 20 yang begitu terkenal. Julukannya ‘pahlawan penyelamat anak-anak’. Serial India sedang membanjiri tanah air. Dimulai dari film, sinetron, hingga artis dari negeri Bollywood itu dicintai tayang di Indonesia. Hampir setiap tv terdapat tayangan yang berasal dari India. Salah satu serial drama yang saat ini hadir setiap hari di tv (sebut saja antv) menjadi salah satu tayangan favorit anak-anak. Baalveer, seorang anak yang terlahir dari peri bernama Baal Peri menjadi sosok yang paling dicintai anak-anak. Dengan baju berwarna oren, berselendang merah, serta tongkat sakti sebagai senjatanya, membuat dia dijuluki pahlawan bagi anak-anak. Di sela-sela pekerjaannya menyelamatkan anak-anak, dia pun sering muncul di tv. Mengapa Baalveer di tv? Beberapa episode Baalveer, ia sering tampil untuk mengklarifikasi segala hal yang berkaitan dengan anak-anak. Ter