Langsung ke konten utama

Akrab Karena Bab 4



Mengenalnya empat tahun sebagai pemalas, cukup menilainya satu hari sebagai orang yang rajin. Dia, Intan Alliva Khanza.


Sedang mampet mengerjakan Bab 4. Tiba-tiba muncul chat whatsapp ajakan yang berfaedah. Datangnya dari makhluk tercinta bernama Intan Alliva Khanza. Karena namanya terlalu keren, kita sebut saja Alipah.

A          : “Besok ngerjain bab4 yuh, jam8.”
T          : “Apa kamu bisa bangun pagi?”
A          : “Bisa Tri demi bab4.”

            Agak meragukan. Sebab selama ini janjian jam10 saja selalu mentok berangkat jam11 siang. Nah ini ngajakinnya jam8 pagi. Tapi ya semoga saja dia kali ini beneran.
Dan esok paginya yang ditunggu pun tiba. Jam 6 pagi saya kirim chat.

T          : “Bangun Lippp,”
A          : “Uwis.
            : Aku mangkat bareng adine kie jam7.
            : Yuh jam7 baee
            : Yuh
T          : “Ya tuhan. Ya aku mandi dulu,” 
A          : “Aku otw kampus...” tertera 6.51 a.m

            Dan... rupanya benar. Alipah telah sampai lebih dulu di kampus. Wujudnya memakai jaket army, tangannya memegang hape, laptopnya dibiarkan nyala berada di depannya. Bilangnya sedang download jurnal di MAP ruangan hotspot mahasiswa FISIP.

            Masih dengan misi awal mengerjakan Bab 4. Dengan niat tulus itu, akhirnya keseriusan kami menghantarkan kaki ini ke perpus FISIP. Tutup dulu hapenya, matikan dulu wifinya. Cukup buka referensi skripsi kaka angkatan dan teman sejawat yang telah lulus lebih dulu. Diambilnya beberapa, atau lebih tepatnya cukup banyak referensi untuk melihat format Bab 4. Mulai dari yang tipis hanya 90an, sampai setebal 200an. Alipah ambil semua untuk bahan referensi.

            Kalo kata Alipah, berhasil mengerjakan separagraf berasa kerennya ngga ketulungan akhirnya mandeg beberapa menit buat balas chat, pegang hape. Tapi senggaknya ngga buka instagram sama sekali. Sebab bahaya kalau sudah buka ig, mengerjakannya separagraf ig-an-nnya sepuasnya. Puasnya nunggu sampai kepoin gosip terhangat dan komenan terpanas. Ups, terlalu melebar, kembali ke niat awal mengerjakan Bab 4.

            Berbekal kesungguhan segenap hati dan pikiran, akhirnya dua lembar hanya dalam dua jam kami dapatkan. Luar biasa setelah seminggu revisian ngendap dalam laptop, ngendon dalam angan-angan akhirnya tergarap juga. Hari ini berfaedah berkat teman saya yang rajinnya luar biasa. Sesungguhnya jika belum mengenal Alipah dia terkesan malas dan ngga pernah serius dalam mengerjakan semua tugas. Tapi begitu akrab dengannya semua itu cukup terbantahkan walau hanya sedikit haha.

Tentang Alipah

            Sejak semester awal kami tak pernah dekat. Cuma cukup tahu nama, nim, dan mengingat bajunya yang selalu berwarna abu-abu, bagi saya itu cukup. Tingkahnya yang slengean, tomboy ngga ketulungan, jilbab berponi yang selalu ia pertontonkan, membuat saya ogah dekat-dekat akrab berteman dengannya.

            Namun takdir berkata lain. Ya, rupanya takdir mendekatkan kami karena memang hanya tersisa kami di jurusan hahaha (bercanda guys).

Jadi, kedekatan kami berawal dari putusnya Alipah dengan mantan yang mohon maaf saya sebut bajing**. Ya, sebab si mantan memutuskannya tanpa sebab, konon kabarnya karena ada perempuan lain. Si Alipah ngga terima, ia tak pernah berbuat salah kok tiba-tiba saja diputusin sepihak. Dia nangis.

Sehari setelah diputusin, saya ajak liputan ke MORO supermarketnya Purwokerto. Biar dia ceria, liputannya kali ini tentang lomba mewarnai yang diisi balita-balita mungil nan riuh riwehnya luar biasa. Eh tanpa diduga, di tempat yang seriuh itu Alipah masih saja mrebes mili. Cukup heran bisa-bisanya dia nangis bersamaan dengan tawa anak-anak kecil yang lagi jogedan. Tapi saya coba pahami dan resapi, akhirnya selesai liputan saya biarkan dia bercerita.

Dia cerita pun bingung. Kalau kata lirik jaran goyang ‘apa salah dan dosaku sayang, cinta suciku kau buang-buang,’ begitu gambarannya. Saya lebih bingung. Bagaimana menangani masalah putus cinta. Sebab saya saja tak pernah diputusin, maklum jomblo dari lahir. Saya hanya berusaha mendengarkan. Hanya mendengar setiap detail cerita dan kebingungan yang Alipah rasakan. Saya rasa pada waktu itu tak memberi saran yang berarti. Saya cuma coba menenangkan, tapi sepertinya ngga ngasih solusi.

Nah, berawal dari situ dia selalu semangat setiap kali saya ajak liputan. Seringnya saya nyari temen buat liputan malem. Jadi kalo temen yang itu ngga bisa, saya pasti ngajakin Alipah. Dia terniat berangkat dari Patikraja jemput saya untuk liputan di hotel atau restaurant. Patikraja loh guys, kurang lebih 5km melewati perbukitan sepi dan jalan ambles tapi cukup mulus. Bahkan hujan-hujan pun tetap dia lewati untuk menemani saya, asalkan dia ada motor.

Saya heran, kenapa Alipah sebaik itu. Ketika saya bertanya, jawabnya simple “iya lah waktu aku baru putus kamu mau dengerin curhat lebayku Tri.”

Oh jadi begitu.

Sampai saat ini kami tetap berteman. Meski saya sudah tak pernah mengajaknya liputan lagi (maklum sudah resign), tapi saya tetap mengajaknya revisian, dan bimbingan. Apalagi kami sama-sama sedang mengerjakan bab4. Kurang lebih sudah lima bulan sejak seminar proposal dia belum juga bimbingan. Alasan terbesarnya ya karena habis putus. Tapi alasan ini cukup saya dan kamu yang tahu. Saya ingin mengajaknya bersama-sama biar bisa wisuda beberapa minggu lagi. Semoga diijabah ya J

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review Buku Yang Fana adalah Waktu

Judul Buku : Yang Fana Adalah Waktu Penulis : Sapardi Djoko Damono Tahun Terbit: 2018 Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta Tebal : 146 halaman ISBN : 978-602-03-8305-7 Genre : Fiksi Pernah menjalani hubungan jarak jauh atau Long Distance Relationship ? Bagaimana rasa rindunya? Bagaimana penantiannya? Bagaimana rasa saling percaya yang ditumbuhkan? Begitu pun bagaimana menjaga hati agar tetap setia? Barangkali novel ketiga dari Trilogi Hujan Bulan Juni milik Sapardi Djoko Damono bisa menggambarkannya. Sinopsis Berkisah tentang Sarwono yang ditinggal pergi kekasihnya Pingkan, untuk menempuh pendidikan di Jepang. Mereka menjalani hubungan jarak jauh Solo-Kyoto Jepang, tapi tetap saling kirim kabar. Hingga suatu hari kepercayaan diantara keduanya sempat pudar, sebab ada orang ketiga yang membuatnya nyaman. Hal yang paling sulit dari hubungan jarak jauh adalah menjaga perasaan. Masing-masing dari mereka paham betul hati mereka tertuju pada siapa. Tapi, y

Review Buku 24 Jam Bersama Gaspar : Sebuah Cerita Detektif

Judul Buku       : 24 Jam Bersama Gaspar : Sebuah Cerita Detektif Penulis             : Sabda Armandio Alif Tahun Terbit    : 2017 Penerbit          : Mojok Tebal                : xiv + 228 halaman ISBN                 : 978-602-1318-48-5 Sebuah novel detektif bercerita perampokan toko emas namun tujuan utamanya menemukan kotak hitam. Sepanjang delapan bab, penulis membuat pembaca menerka isi kotak hitam. Apa alasan terbaik mencuri toko emas namun yang diincar justru sebuah kotak hitam? Namanya cerita detektif, jangan terkecoh dengan alur cerita. Bagi yang gemar mengikuti cerita detektif tentu selalu ada maksud tersembunyi dari semua cerita yang dimunculkan. Begini cerita 24 Jam Bersama Gaspar... Gaspar dan Perampokan Toko Emas Gaspar bukan nama sebenarnya, sedang merencanakan perampokan toko emas milik Wan Ali. Untuk melancarkan aksinya, Gaspar mengajak Agnes, Kik, Njet, Pongo, dan Pingi (bukan nama sebenarnya). Penggunaan nama samaran ini untuk melindung

Baalveer: antara dongeng dan modernitas

source.net Dengan memanggil namanya, dia akan datang untuk menyelamatkan. Dengan melihatnya di tv, dia muncul bak superhero abad 20 yang begitu terkenal. Julukannya ‘pahlawan penyelamat anak-anak’. Serial India sedang membanjiri tanah air. Dimulai dari film, sinetron, hingga artis dari negeri Bollywood itu dicintai tayang di Indonesia. Hampir setiap tv terdapat tayangan yang berasal dari India. Salah satu serial drama yang saat ini hadir setiap hari di tv (sebut saja antv) menjadi salah satu tayangan favorit anak-anak. Baalveer, seorang anak yang terlahir dari peri bernama Baal Peri menjadi sosok yang paling dicintai anak-anak. Dengan baju berwarna oren, berselendang merah, serta tongkat sakti sebagai senjatanya, membuat dia dijuluki pahlawan bagi anak-anak. Di sela-sela pekerjaannya menyelamatkan anak-anak, dia pun sering muncul di tv. Mengapa Baalveer di tv? Beberapa episode Baalveer, ia sering tampil untuk mengklarifikasi segala hal yang berkaitan dengan anak-anak. Ter