Langsung ke konten utama

2018 2019

senja menjelang pergantian tahun

Tahun berganti.
Mengulang tanggal lahir menanti.
Resolusi ditata rapi.
Harapan menjulang tinggi.
Realita menunggu sembunyi.
Takdir memang selalu misteri.
Meski semua telah ditulis.
Tetap saja harus dijalani tanpa dimengerti.
Tahu-tahu terjadi.
Terpenting telah siap menata diri.
Jikalau yang terburuk terjadi.
Rahasia Illahi.

Terima kasih 2018 telah membuat cerita, menjelma kenangan dalam rupa tawa dan tangis, senang dan sedih, bahagia dan kecewa, rapuh dan bangkit.

Satu hal yang perlu disyukuri, tahun ini banyak berkenalan dan mengenal orang-orang baru. Teman bertambah.

Satu hal yang perlu dijaga, masih bersama orang-orang tersayang. Keluarga, sahabat, dan rekan.
Jaga apa yang telah dimiliki. Kuatkan apa yang telah digenggam. Jangan mendendam hingga tujuh turunan. Ikhlaskan segala yang menyakitkan. Relakan semua yang meninggalkan. Harapan menjadi lebih baik itu pasti. Tapi, berkaca dari pengalaman sebagai cerminan tingkah laku diri perlu dipelajari, agar tak mengulang hal bodoh lagi.

2018 sebuah Refleksi

Tahun lalu di bulan yang sama, tanggal sama namun, dengan suasana berbeda. Saya masih seorang mahasiswa. Berkutat dengan skripsi diburu-buru untuk wisuda tiga bulan lagi.

Tahun lalu di bulan yang sama, tanggal sama namun, dengan suasana berbeda. Saya memilih untuk bekerja. Jadi, saya berstatus dua sekaligus. Pelajar dan pekerja.
ketika pegang hp pake dua tangan di situ deadline belum terpenuhi

Tahun lalu di bulan yang sama, tanggal sama namun, dengan suasana berbeda. Pekerjaan mewawancarai narasumber mengharuskan saya bertemu dengan berbagai orang dari latar belakang berbeda. Rubrik ekonomi bisnis dan kuliner membuat saya banyak berkenalan dari mulai pedagang di pasar hingga pemilik rumah makan, banyak berjumpa dengan manager restaurant, manager hotel, marketing perumahan, sampai pegawai bank (bank swasta, bank milik pemerintah, sampai Bank Indonesia Cabang Purwokerto). Berkenalan dengan beberapa komunitas dari yang familiar sampai baru pernah mendengar.

Tahun lalu di bulan yang berbeda, tanggal berbeda, jelas suasana berbeda, saya mensyukuri pertambahan usia dengan mengundang keluarga dan sahabat terdekat. Sepanjang ingatan saya, sepertinya syukuran kelahiran tahun kemarin adalah yang paling ramai (maklum belum pernah dirayakan).

Tahun lalu di bulan yang berbeda, tanggal berbeda, jelas suasana berbeda, saya diwisuda. Beban ditanya, “kapan kamu lulus?” terjawab sudah.

Tahun lalu di bulan yang berbeda, tanggal berbeda, jelas suasana berbeda, saya berhenti bekerja.
Menutup tahun, status saya telah bebas. Bebas dari pelajar, bebas dari pekerja, bebas dari ikatan hubungan apa pun.

2019 Wujudkan

Tahun ini di bulan yang sama, tanggal sama namun, dengan suasana berbeda saya telah siap untuk muwujudkan. Meski tahun ini, bulan ini, tanggal ini perbedaannya 180 derajat, tapi itu menjadi sebuah tantangan yang harus terlewati.

Satu per satu status itu harus terpenuhi. Mulai dari pekerjaan hingga untuk sebuah hubungan.
Beban pertanyaan bagi manusia tentu akan selalu ada dalam hidupnya. Jika tahun kemarin hanya soal wisuda, tahun ini lebih banyak lagi.

Misalnya “kamu kerja di mana?” atau
“mana gandengannya?” setelah itu
“kapan meniqa?”

Semua ada waktunya. Tanyalah pertanyaan sebanyak-banyaknya, dengan begitu saya merasa sangat diperhatikan. Terima kasih handai tolan.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review Buku Yang Fana adalah Waktu

Judul Buku : Yang Fana Adalah Waktu Penulis : Sapardi Djoko Damono Tahun Terbit: 2018 Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta Tebal : 146 halaman ISBN : 978-602-03-8305-7 Genre : Fiksi Pernah menjalani hubungan jarak jauh atau Long Distance Relationship ? Bagaimana rasa rindunya? Bagaimana penantiannya? Bagaimana rasa saling percaya yang ditumbuhkan? Begitu pun bagaimana menjaga hati agar tetap setia? Barangkali novel ketiga dari Trilogi Hujan Bulan Juni milik Sapardi Djoko Damono bisa menggambarkannya. Sinopsis Berkisah tentang Sarwono yang ditinggal pergi kekasihnya Pingkan, untuk menempuh pendidikan di Jepang. Mereka menjalani hubungan jarak jauh Solo-Kyoto Jepang, tapi tetap saling kirim kabar. Hingga suatu hari kepercayaan diantara keduanya sempat pudar, sebab ada orang ketiga yang membuatnya nyaman. Hal yang paling sulit dari hubungan jarak jauh adalah menjaga perasaan. Masing-masing dari mereka paham betul hati mereka tertuju pada siapa. Tapi, y

Review Buku 24 Jam Bersama Gaspar : Sebuah Cerita Detektif

Judul Buku       : 24 Jam Bersama Gaspar : Sebuah Cerita Detektif Penulis             : Sabda Armandio Alif Tahun Terbit    : 2017 Penerbit          : Mojok Tebal                : xiv + 228 halaman ISBN                 : 978-602-1318-48-5 Sebuah novel detektif bercerita perampokan toko emas namun tujuan utamanya menemukan kotak hitam. Sepanjang delapan bab, penulis membuat pembaca menerka isi kotak hitam. Apa alasan terbaik mencuri toko emas namun yang diincar justru sebuah kotak hitam? Namanya cerita detektif, jangan terkecoh dengan alur cerita. Bagi yang gemar mengikuti cerita detektif tentu selalu ada maksud tersembunyi dari semua cerita yang dimunculkan. Begini cerita 24 Jam Bersama Gaspar... Gaspar dan Perampokan Toko Emas Gaspar bukan nama sebenarnya, sedang merencanakan perampokan toko emas milik Wan Ali. Untuk melancarkan aksinya, Gaspar mengajak Agnes, Kik, Njet, Pongo, dan Pingi (bukan nama sebenarnya). Penggunaan nama samaran ini untuk melindung

Baalveer: antara dongeng dan modernitas

source.net Dengan memanggil namanya, dia akan datang untuk menyelamatkan. Dengan melihatnya di tv, dia muncul bak superhero abad 20 yang begitu terkenal. Julukannya ‘pahlawan penyelamat anak-anak’. Serial India sedang membanjiri tanah air. Dimulai dari film, sinetron, hingga artis dari negeri Bollywood itu dicintai tayang di Indonesia. Hampir setiap tv terdapat tayangan yang berasal dari India. Salah satu serial drama yang saat ini hadir setiap hari di tv (sebut saja antv) menjadi salah satu tayangan favorit anak-anak. Baalveer, seorang anak yang terlahir dari peri bernama Baal Peri menjadi sosok yang paling dicintai anak-anak. Dengan baju berwarna oren, berselendang merah, serta tongkat sakti sebagai senjatanya, membuat dia dijuluki pahlawan bagi anak-anak. Di sela-sela pekerjaannya menyelamatkan anak-anak, dia pun sering muncul di tv. Mengapa Baalveer di tv? Beberapa episode Baalveer, ia sering tampil untuk mengklarifikasi segala hal yang berkaitan dengan anak-anak. Ter