senja menjelang pergantian tahun |
Tahun berganti.
Mengulang tanggal lahir menanti.
Resolusi ditata rapi.
Harapan menjulang tinggi.
Realita menunggu sembunyi.
Takdir memang selalu misteri.
Meski semua telah ditulis.
Tetap saja harus dijalani tanpa
dimengerti.
Tahu-tahu terjadi.
Terpenting telah siap menata diri.
Jikalau yang terburuk terjadi.
Rahasia Illahi.
Terima kasih 2018 telah membuat cerita, menjelma kenangan
dalam rupa tawa dan tangis, senang dan sedih, bahagia dan kecewa, rapuh dan
bangkit.
Satu hal yang perlu disyukuri, tahun ini banyak berkenalan
dan mengenal orang-orang baru. Teman bertambah.
Satu hal yang perlu dijaga, masih bersama orang-orang
tersayang. Keluarga, sahabat, dan rekan.
Jaga apa yang telah dimiliki. Kuatkan apa yang telah digenggam.
Jangan mendendam hingga tujuh turunan. Ikhlaskan segala yang menyakitkan.
Relakan semua yang meninggalkan. Harapan menjadi lebih baik itu pasti. Tapi,
berkaca dari pengalaman sebagai cerminan tingkah laku diri perlu dipelajari,
agar tak mengulang hal bodoh lagi.
2018 sebuah Refleksi
Tahun lalu di bulan yang sama, tanggal sama namun, dengan
suasana berbeda. Saya masih seorang mahasiswa. Berkutat dengan skripsi
diburu-buru untuk wisuda tiga bulan lagi.
Tahun lalu di bulan yang sama, tanggal sama namun, dengan
suasana berbeda. Saya memilih untuk bekerja. Jadi, saya berstatus dua
sekaligus. Pelajar dan pekerja.
ketika pegang hp pake dua tangan di situ deadline belum terpenuhi |
Tahun lalu di bulan yang sama, tanggal sama namun, dengan
suasana berbeda. Pekerjaan mewawancarai narasumber mengharuskan saya bertemu
dengan berbagai orang dari latar belakang berbeda. Rubrik ekonomi bisnis dan
kuliner membuat saya banyak berkenalan dari mulai pedagang di pasar hingga
pemilik rumah makan, banyak berjumpa dengan manager restaurant, manager hotel,
marketing perumahan, sampai pegawai bank (bank swasta, bank milik pemerintah,
sampai Bank Indonesia Cabang Purwokerto). Berkenalan dengan beberapa komunitas
dari yang familiar sampai baru pernah mendengar.
Tahun lalu di bulan yang berbeda, tanggal berbeda, jelas
suasana berbeda, saya mensyukuri pertambahan usia dengan mengundang keluarga
dan sahabat terdekat. Sepanjang ingatan saya, sepertinya syukuran kelahiran
tahun kemarin adalah yang paling ramai (maklum belum pernah dirayakan).
Tahun lalu di bulan yang berbeda, tanggal berbeda, jelas
suasana berbeda, saya diwisuda. Beban ditanya, “kapan kamu lulus?” terjawab
sudah.
Tahun lalu di bulan yang berbeda, tanggal berbeda, jelas
suasana berbeda, saya berhenti bekerja.
Menutup tahun, status saya telah bebas. Bebas dari pelajar,
bebas dari pekerja, bebas dari ikatan hubungan apa pun.
2019 Wujudkan
Tahun ini di bulan yang sama, tanggal sama namun, dengan
suasana berbeda saya telah siap untuk muwujudkan. Meski tahun ini, bulan ini,
tanggal ini perbedaannya 180 derajat, tapi itu menjadi sebuah tantangan yang
harus terlewati.
Satu per satu status itu harus terpenuhi. Mulai dari
pekerjaan hingga untuk sebuah hubungan.
Beban pertanyaan bagi manusia tentu akan selalu ada dalam
hidupnya. Jika tahun kemarin hanya soal wisuda, tahun ini lebih banyak lagi.
Misalnya “kamu kerja di mana?” atau
“mana gandengannya?” setelah itu
“kapan meniqa?”
Semua ada waktunya. Tanyalah pertanyaan sebanyak-banyaknya,
dengan begitu saya merasa sangat diperhatikan. Terima kasih handai tolan.
Komentar
Posting Komentar