Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2024

Lepas Setahun

Tepat di tanggal hari ini adalah setahun aku berhenti kerja dari seorang marketing di bidang kesehatan. Alasan memilih berhenti yang sudah aku pertimbangkan dengan matang, adalah memilih keluarga. Hasilnya, sebulan aku dihadiahi dengan positif kehamilan. Tapi kenangan itu masih tetap ada, juga pengalaman.  Sempat terpikir ketika masih bekerja dan belum menikah, aku memiliki keinginan untuk menjadi ibu rumah tangga. Rasanya lelah bekerja dari pagi hingga sore, dan baru gajian di akhir bulan membuat pikiran semacam itu terlintas. Aku ingin dinafkahi saja, dan menikmati hasil kerja suami tanpa berusaha sendiri. Hasilnya, pikiran yang hanya sekelebat itu terwujud sudah setahun lamanya.  Semua yang aku bayangkan waktu masih bekerja dulu ternyata jauh dari kenyamanan. Sehari, dua hari, sampai seminggu, rasanya bosan sekali berada di rumah sendirian. Aku bingung hendak melakukan kegiatan apa. Pekerjaan rumah yang tiada habisnya, atau menonton episode drakor yang berganti setiap minggunya. Akh

Cerita Munggahan

  Ada yang berbeda dari munggahan tahun ini. Jika tahun lalu masih di tempat kerja, bersama rekan kerja di jam kerja, maka tahun ini tak ada lagi ajakan dari tempat kerja. Aku sudah menjadi ibu rumah tangga selama kurang lebih 7 bulan. Lalu siapa yang akan mengajak aku untuk munggahan atau sekadar ke luar rumah? Jawabannya Suami. “Kita munggahan berdua aja yuk” begitu ajakannya. Sebenarnya ajakan itu juga diawali dari pertanyaanku pada suami yang menanyakan kapan acara munggahan di kantornya. Waktu itu suami jawab belum tau karena belum ada yang mengajak. Aku timpali dengan jawaban, “Sama, aku juga ngga ada yang ngajakin munggahan lagi.” Lalu dijawablah seperti di atas. Selesai obrolan itu, selang beberapa hari suami meminta ijin bahwa teman-temannya mengajak munggahan di Hari Rabu minggu depan. Kenapa meminta ijin padaku? Jawabannya karena acara itu hanya untuk rekan kerja dan tidak diperbolehkan mengajak keluarga. Acaranya juga di sela-sela jam kerja. “Mas udah nanyain bo

Temanku Suamiku

  Aku perlu menuliskan ini. Setidaknya untuk mengingat kembali bahwa aku punya teman yang paling setia. Tapi aku sering lupa dan merasa kesepian, hingga suatu hari aku berkata padanya..  "Aku ga punya teman lain selain mas. Setelah aku resign dari pekerjaan, aku ga ada temen ngobrol di saat jam kerja karena mas sedang bekerja, aku menahan 20000 kata yang seharusnya tiap hari aku ucapkan, aku hanya bisa nunggu sampai mas pulang. Aku, aku cuma berteman anime conan, dan ngelive pertandingan badminton, atau nonton drakor dan scroll sosmed. Aku dibekali banyak hiburan, tapi orang sesungguhnya di sampingku ya cuma mas. Kalo mas pulang kerja dan masih sibuk sama balesan wa kerjaan atau ajakan main game dari teman-teman mas, aku jadi ga punya temen buat ngobrol."  Dan lanturan lainnya yang masih panjang terus aku ucapkan sambil berbaring membelakangi mas, dan sesekali menyeka air mata. Mas mendengarkan semuanya, dan di tengah sesenggukanku mas memelukku dari belakang sambil berucap &