Tepat di tanggal hari ini adalah setahun aku berhenti kerja dari seorang marketing di bidang kesehatan. Alasan memilih berhenti yang sudah aku pertimbangkan dengan matang, adalah memilih keluarga. Hasilnya, sebulan aku dihadiahi dengan positif kehamilan. Tapi kenangan itu masih tetap ada, juga pengalaman.
Sempat terpikir ketika masih bekerja dan belum menikah, aku memiliki keinginan untuk menjadi ibu rumah tangga. Rasanya lelah bekerja dari pagi hingga sore, dan baru gajian di akhir bulan membuat pikiran semacam itu terlintas. Aku ingin dinafkahi saja, dan menikmati hasil kerja suami tanpa berusaha sendiri. Hasilnya, pikiran yang hanya sekelebat itu terwujud sudah setahun lamanya.
Semua yang aku bayangkan waktu masih bekerja dulu ternyata jauh dari kenyamanan. Sehari, dua hari, sampai seminggu, rasanya bosan sekali berada di rumah sendirian. Aku bingung hendak melakukan kegiatan apa. Pekerjaan rumah yang tiada habisnya, atau menonton episode drakor yang berganti setiap minggunya. Akhirnya aku memilih keduanya tetap dengan rasa bosan setiap harinya.
Sedikit aku bercerita tentang pengalaman bekerja di tempat sebelumnya. Maklum aku adalah tipe orang yang susah move on sebelum ada penggantinya. Artinya, selama aku belum mendapatkan pekerjaan yang baru, maka kenangan tentang pekerjaan lama terus membayangiku.
Jadi, aku awalnya seorang penjual jasa layanan kesehatan di salah satu rumah sakit di Karawang, sebut saja marketing, humas, customer service. Awalnya susah berbaur. Terlebih karena logat bahasaku yang dari daerah begitu kental medoknya. Sementara aku kesulitan memahami bahasa daerah mereka. Tapi hal itu menjadi kelucuan satu sama lain. Mereka mengajariku agar terbiasa dan memahami dengan perlahan.
Ingat betul penyebutan e untuk kera dengan e untuk bebek harus dibedakan untuk nama tempat kerja aku waktu itu yang ada huruf e nya. Apalagi pertama aku ditempatkan di bagian customer service yang mengharuskan aku bisa berbicara Bahasa Indonesia yang baik dan benar serta tanpa logat daerah.
Selesai belajar bahasa, kemudian aku belajar desain grafis. Rasanya masih ingat ketika aku yang masih gagap per desainan membuatku bisa berjodoh dengan suami tercinta gara-gara sebuah tugas desain yang harus aku selesaikan.
Desain bukanlah bakatku, dari kuliah aku menghindari hal itu walau aku mempelajarinya. Ketika kerja ternyata aku dihadapkan dengan sesuatu yang aku hindari selama ini. Dan entah dari mana datangnya, Tuhan mengirimkan lelaki untuk mengajariku dari awal mengunduh, membuka aplikasi, hingga desain jadi. Setelahnya, fix dia harus jadi jodohku tekadku.
Pernah aku tuliskan dalam story IG,
"Sebelum menikah, aku kira dulu aku satu-satunya orang yang pekerjaannya diremote sama suami, setelah menikah barulah aku tahu suami melakukan pekerjaan remote meremote ke banyak teman-temannya baik laki-laki ataupun perempuan. Kalo yang lain balesannya ucapan terima kasih, kalo aku balesannya minta dinikahin."
Lanjutannya "Definisi agak ngelunjak, untung suami suka duluan"
Terima kasih tempat kerjaku, karenamu aku dipertemukan dengan suami. Secara singkatnya ini yang ingin aku katakan.
Selain desain grafis, hal yang aku tunggu-tunggu adalah belajar public speaking. Tapi hal ini baru aku lakukan menjelang akhir berada di tempat kerja. Kurang lebih seminggu sebelum resign, dua presentasi ditugaskan kepadaku. Kubuat ppt dengan sungguh-sungguh, dengan meminta template ppt dari lelaki yang kini sudah jadi suamiku.
Hari H tiba. Aku sudah siap presentasi di depan pemuka desa. Kupegang mic dan mulai bersuara. Selanjutnya dilakukan tanya jawab. Aku harap performaku waktu itu tidak mengecewakan. Aku promosikan dengan penuh semangat dan tetap mengutamakan kejujuran mengenai layanan fasilitas yang dipunya. Rasanya benar-benar membahagiakan, karena ilmu sedari kuliah akhirnya ada yang selaras untuk kembali digunakan selain desain grafis tentunya.
Banyak hal yang aku pelajari dan aku dapatkan selama tiga tahun bekerja. Ketiga hal di atas hanyalah contoh dari sekian ilmu baru yang didapatkan. Aku bersyukur pengalaman ini selain mengupgrade diri juga menambah relasi dan menjalin silaturahmi. Dan yang paling asik tentu saja teman-teman di tempat kerja, juga klien-klien yang pernah aku temui dengan berbagai latar belakang yang berbeda.
Saat ini aku menjadi ibu rumah tangga dan ibu untuk gadis kecil yang baru berusia dua bulan. Aku pun belajar banyak dan memulai dari nol semuanya bersama gadis kecil tercinta.
Setahun terasa begitu cepat. Kemarin masih haha hihi bersama partner kerja, hari ini di-haha hihi-in sama bayi mungil yang baru mulai bersuara.
Kangennn bangett dehhhh
BalasHapusKangennnn jugaaa
Hapus