Langsung ke konten utama

Papua Saudaraku



Tulisan ini ku dedikasikan khusus untuk Papua, rakyatnya, pegunungannya, flora dan faunanya, lautnya, hutan hijaunya dan untuk semua yang cinta Papua... 





Sejenak, ku tertegun, memandangi ember-ember yang kering kerontang menunggu tetesan air keran. Mengeluh dan mengeluh, yang ku rasakan saat itu. Dimana tetesan air? Oh air, keluarlah dari keran! Naiklah melewati pipa-pipa panjang yang saling terhubung! Kemarilah air kemarilah! Jatuhkan dirimu ke dalam ember yang sedari tadi menunggu kehadiranmu. Air oh air. . .

Ini di Jawa, dari Semarang turun di tengah-tengah sampailah di Purwokerto. Tapi, saat ini ibu kota Banyumas itu sedang dilanda kekeringan. Hujan jarang menyapa, rumput lemah lesu menguning, bunga mati tak berbuah. Jika seperti ini tindakan masyarakatnya bisa digambarkan dengan satu kata “mengeluh”.

Yaa Alloh Yaa Rabb Yaa Tuhanku..

Di tengah kegelisahanku menunggu tetesan titik-titik air, aku teringat Papua. Salah satu Pulau besar yang letaknya paling timur di Indonesia. Aku teringat Papua, pulau yang dikelilingi laut-laut indah, namun di sana sulit untuk mendapatkan air tawar. Tak terbayang olehku bagaimana rakyatnya begitu kuat menghadapi cobaan dari Sang Pencipta?. Tapi Tuhan Maha Adil, dengan kondisi geografis yang ekstrim di Papua, Tuhan memberikan raga-raga yang kuat untuk setiap penduduknya. Rakyat Papua biasa bekerja keras, mencari makan di hutan dengan cara tradisional, bahkan untuk mengambil air minum mereka rela berjalan puluhan kilometer. Nyatanya rakyat Papua adalah rakyat yang sangat ramah dengan alam. Mereka tidak pernah memborbardir hutan untuk kepentingan golongan. Nyatanya rakyat Papua selalu hidup berkesinambungan dengan hasil hutan. Karena itulah Papua akan selalu dikenal sebagai masyarakat yang cinta alam, meneruskan warisan nenek moyang...







      

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review Buku Yang Fana adalah Waktu

Judul Buku : Yang Fana Adalah Waktu Penulis : Sapardi Djoko Damono Tahun Terbit: 2018 Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta Tebal : 146 halaman ISBN : 978-602-03-8305-7 Genre : Fiksi Pernah menjalani hubungan jarak jauh atau Long Distance Relationship ? Bagaimana rasa rindunya? Bagaimana penantiannya? Bagaimana rasa saling percaya yang ditumbuhkan? Begitu pun bagaimana menjaga hati agar tetap setia? Barangkali novel ketiga dari Trilogi Hujan Bulan Juni milik Sapardi Djoko Damono bisa menggambarkannya. Sinopsis Berkisah tentang Sarwono yang ditinggal pergi kekasihnya Pingkan, untuk menempuh pendidikan di Jepang. Mereka menjalani hubungan jarak jauh Solo-Kyoto Jepang, tapi tetap saling kirim kabar. Hingga suatu hari kepercayaan diantara keduanya sempat pudar, sebab ada orang ketiga yang membuatnya nyaman. Hal yang paling sulit dari hubungan jarak jauh adalah menjaga perasaan. Masing-masing dari mereka paham betul hati mereka tertuju pada siapa. Tapi, y...

Baalveer: antara dongeng dan modernitas

source.net Dengan memanggil namanya, dia akan datang untuk menyelamatkan. Dengan melihatnya di tv, dia muncul bak superhero abad 20 yang begitu terkenal. Julukannya ‘pahlawan penyelamat anak-anak’. Serial India sedang membanjiri tanah air. Dimulai dari film, sinetron, hingga artis dari negeri Bollywood itu dicintai tayang di Indonesia. Hampir setiap tv terdapat tayangan yang berasal dari India. Salah satu serial drama yang saat ini hadir setiap hari di tv (sebut saja antv) menjadi salah satu tayangan favorit anak-anak. Baalveer, seorang anak yang terlahir dari peri bernama Baal Peri menjadi sosok yang paling dicintai anak-anak. Dengan baju berwarna oren, berselendang merah, serta tongkat sakti sebagai senjatanya, membuat dia dijuluki pahlawan bagi anak-anak. Di sela-sela pekerjaannya menyelamatkan anak-anak, dia pun sering muncul di tv. Mengapa Baalveer di tv? Beberapa episode Baalveer, ia sering tampil untuk mengklarifikasi segala hal yang berkaitan dengan anak-anak. Ter...

Lepas Setahun

Tepat di tanggal hari ini adalah setahun aku berhenti kerja dari seorang marketing di bidang kesehatan. Alasan memilih berhenti yang sudah aku pertimbangkan dengan matang, adalah memilih keluarga. Hasilnya, sebulan aku dihadiahi dengan positif kehamilan. Tapi kenangan itu masih tetap ada, juga pengalaman.  Sempat terpikir ketika masih bekerja dan belum menikah, aku memiliki keinginan untuk menjadi ibu rumah tangga. Rasanya lelah bekerja dari pagi hingga sore, dan baru gajian di akhir bulan membuat pikiran semacam itu terlintas. Aku ingin dinafkahi saja, dan menikmati hasil kerja suami tanpa berusaha sendiri. Hasilnya, pikiran yang hanya sekelebat itu terwujud sudah setahun lamanya.  Semua yang aku bayangkan waktu masih bekerja dulu ternyata jauh dari kenyamanan. Sehari, dua hari, sampai seminggu, rasanya bosan sekali berada di rumah sendirian. Aku bingung hendak melakukan kegiatan apa. Pekerjaan rumah yang tiada habisnya, atau menonton episode drakor yang berganti setiap mingg...