Pacaran
zaman sekarang sudah dianggap hal yang lumrah oleh banyak orang. Melihat orang
pacaran di tempat umum biasa-biasa saja. Rasanya negeri ini sudah menjadi
duplikatnya budaya barat.
Pacaran menjadi tidak lumrah jika dimasukkan ke dalam tayangan anak-anak, khususnya kartun yang paling banyak digemari anak-anak. Betapa kagetnya menonton tayangan Avatar kartun anak yang tayang sore hari, di situ ada dialog seorang anak kecil mengatakan, “Aku tau bagaimana caranya menarik perhatian laki-laki,” sembari senyum bangga dan bahagianya bocah sekecil itu berkata demikian. Dalam hatiku, “Whaaaaat! Apaaa, anak kecil sudah bisa menarik perhatian lawan jenis dengan centilnya, kalau besar bakal jadi apa?!!”. Sedih, memalukan bagiku melihat kartun dengan dialog yang tidak sewajarnya diucapkan oleh seorang anak kecil. Memang kebanyakan kartun yang tayang di televisi Indonesia adalah kartun hasil impor dari luar negeri. Negara Jepang adalah negara produksi kartun yang paling banyak, tidak heran banyak stasiun televisi kita menayangkan berbagai judul kartun hasil buatan negeri sakura tersebut.
Bahkan ketika
saya SD, dulu guru-guru pernah melarang muridnya untuk menonton tayangan kartun
Shincan karena dianggap mengajarkan
hal-hal yang dianggap pornografi. Pencekalanpun hampir dilakukan agar kartun
tersebut tidak tayang lagi di Indonesia karena mengajarkan hal-hal yang tidak
baik.
Bayangkan saja,
penikmat kartun anak terbesar tentu anak-anak yang sangat gemar menonton
animasi-animasi yang canggih dan menarik. Biasanya ketika Sabtu dan Minggu
kartun anak menjadi primadona televisi. Mulai pagi hari hingga siang, bahkan
malam, kartun terus disuguhkan dengan berbagai jenis dan cerita yang
berbeda-beda. Anak-anak pun betah menonton televisi hingga susah untuk
meninggalkannya semenit saja.
Jika yang
disuguhkan pada anak kartun-kartun yang mengajarkan tentang percintaan, maka
anak akan menerima sesuatu yang belum saatnya mereka dapatkan. Tidak heran,
anak-anak SD saat ini sudah banyak yang pacaran. Pacaran seakan-akan tak
mengenal usia lagi dan tidak bisa membedakan mana yang sudah dewasa mana yang
masih anak-anak.
Apa jadinya
jika penerus bangsa ini tidak bisa mengembangkan pola berpikirnya dengan
maksimal karena mereka juga tidak didukung oleh tayangan yang bermanfaat. Kartun
anak dengan kisah percintaan hanya mengajarkan tentang hubungan seseorang
dengan lawan jenis yang tentunya hal itu tidak memberikan banyak manfaat bagi
seorang anak, bahkan bisa dibilang tidak ada manfaatnya sama sekali.
Awasi anak-anak
yang gemar menonton televisi. Hal ini semata-mata untuk menghindarkan anak-anak
ke dalam pola pikir yang salah, arahkan tayangan anak pada acara-acara televisi
yang edukatif. Sekalipun itu acara yang menghibur tetap dampingi anak-anak saat
menonton. Jangan sampai mereka terlalu bebas dan asyik melihat tayangan-tayangan yang belum saatnya
mereka tonton.
sumber gambar:
Bagus triiiiii :D
BalasHapusmaaciww tiw.. eh bagus apanya kartunnya apa tulisanku ??
BalasHapus