Langsung ke konten utama

Belajar itu Tiada Henti

Aku butuh belajar. Aku yang dalam hal ini seorang wanita pelupa dan pemalu. Pendiam dan penyabar. Susah sekali mengingat sesuatu, susah pula melupakannya. Sesuatu itu akan selalu kuingat jika saja terjadi berulang-ulang. Jika hanya sekali, dengan gampangnya ingatan itu tak ada lagi. 

Aku sedang belajar. Hari yang lalu, di sebuah ruang di salah satu tempat. Aku belajar berhari-hari meski hari itu sudah memasuki hari tenang. Ketenanganku memang saat berada di ruang itu. Aku mengingat, membaca, mengetik dan akhirnya dikritik ketika sampai pada tahap editing. 

Hingga salah satu kakak berkata, “Aku juga dulu tulisannya kaya gini.” 
Hm, renungku sejenak langsung tahu arti kalimat di atas. Menyindir, mengkritik, mencela. Bagiku itu semua memang sinonim. 
Kenapa kata di atas tidak diganti dengan, “Aku juga dulu tulisannya kaya gitu.”
Lebih enak kalimat kedua jika menurut pandanganku. 

Namanya juga proses belajar. Tapi belajar di sini sudah hampir setahun lamanya dan kemampuanku masih sebatas air sungai yang dangkal. Susah sekali untuk menumpahkan air ke dalam aliran sungai tersebut, sekalipun hujan telah turun berhari-hari lamanya. 

Sama sepertiku susah sekali belajar mengerti, memahami dan mempraktikan ajaran yang telah kudapatkan. Sungguh, aku tak mau mengecewakan. Tapi aku juga masih sebatas jalan di tempat. Tak ada perubahan yang berarti selama aku berada di sini. Aku tak mau seperti ini, kecewa pada diri sendiri dan mengecewakan orang lain. 

Aku butuh belajar lebih banyak dan lebih luas lagi. Aku butuh referensi bacaan dan tak ingin cepat puas pada hasil. Bagiku, aku dibanding mereka sama sekali tak ada apa-apanya. 

Tapi aku ingin belajar, aku ingin memahami kondisi kultur di sini. Aku ingin belajar, bagaimana mengerti tulisan ini. Aku ingin belajar, di sini. 

Mungkin aku harus bergerak sendiri dan tak menunggu aba-aba dari senior lagi. Aku akan berusaha menjadi orang yang berguna di sini. Aku tak hanya ingin setor nama tanpa hasil dan prestasi. Aku juga tak ingin menambah beban karena keberadaanku di sini. 

Aku sadar diri, dengan kemampuanku yang masih sedikit aku perlu belajar lebih banyak lagi. Meski perlahan dan akan membutuhkan waktu lama. Mengingat akupun bukan orang hebat yang sekali membaca langsung kuteringat. Karena belajar itu tiada henti. Selagi nafas masih berdesis selamanya belajar akan terus mengiringi. Tapi karena aku tak akan lama berada di sini, proses belajar ini mau tidak mau harus lebih cepat dibanding proses belajar yang lain. 



Salam keberpihakan  


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review Buku Yang Fana adalah Waktu

Judul Buku : Yang Fana Adalah Waktu Penulis : Sapardi Djoko Damono Tahun Terbit: 2018 Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta Tebal : 146 halaman ISBN : 978-602-03-8305-7 Genre : Fiksi Pernah menjalani hubungan jarak jauh atau Long Distance Relationship ? Bagaimana rasa rindunya? Bagaimana penantiannya? Bagaimana rasa saling percaya yang ditumbuhkan? Begitu pun bagaimana menjaga hati agar tetap setia? Barangkali novel ketiga dari Trilogi Hujan Bulan Juni milik Sapardi Djoko Damono bisa menggambarkannya. Sinopsis Berkisah tentang Sarwono yang ditinggal pergi kekasihnya Pingkan, untuk menempuh pendidikan di Jepang. Mereka menjalani hubungan jarak jauh Solo-Kyoto Jepang, tapi tetap saling kirim kabar. Hingga suatu hari kepercayaan diantara keduanya sempat pudar, sebab ada orang ketiga yang membuatnya nyaman. Hal yang paling sulit dari hubungan jarak jauh adalah menjaga perasaan. Masing-masing dari mereka paham betul hati mereka tertuju pada siapa. Tapi, y

Review Buku 24 Jam Bersama Gaspar : Sebuah Cerita Detektif

Judul Buku       : 24 Jam Bersama Gaspar : Sebuah Cerita Detektif Penulis             : Sabda Armandio Alif Tahun Terbit    : 2017 Penerbit          : Mojok Tebal                : xiv + 228 halaman ISBN                 : 978-602-1318-48-5 Sebuah novel detektif bercerita perampokan toko emas namun tujuan utamanya menemukan kotak hitam. Sepanjang delapan bab, penulis membuat pembaca menerka isi kotak hitam. Apa alasan terbaik mencuri toko emas namun yang diincar justru sebuah kotak hitam? Namanya cerita detektif, jangan terkecoh dengan alur cerita. Bagi yang gemar mengikuti cerita detektif tentu selalu ada maksud tersembunyi dari semua cerita yang dimunculkan. Begini cerita 24 Jam Bersama Gaspar... Gaspar dan Perampokan Toko Emas Gaspar bukan nama sebenarnya, sedang merencanakan perampokan toko emas milik Wan Ali. Untuk melancarkan aksinya, Gaspar mengajak Agnes, Kik, Njet, Pongo, dan Pingi (bukan nama sebenarnya). Penggunaan nama samaran ini untuk melindung

Baalveer: antara dongeng dan modernitas

source.net Dengan memanggil namanya, dia akan datang untuk menyelamatkan. Dengan melihatnya di tv, dia muncul bak superhero abad 20 yang begitu terkenal. Julukannya ‘pahlawan penyelamat anak-anak’. Serial India sedang membanjiri tanah air. Dimulai dari film, sinetron, hingga artis dari negeri Bollywood itu dicintai tayang di Indonesia. Hampir setiap tv terdapat tayangan yang berasal dari India. Salah satu serial drama yang saat ini hadir setiap hari di tv (sebut saja antv) menjadi salah satu tayangan favorit anak-anak. Baalveer, seorang anak yang terlahir dari peri bernama Baal Peri menjadi sosok yang paling dicintai anak-anak. Dengan baju berwarna oren, berselendang merah, serta tongkat sakti sebagai senjatanya, membuat dia dijuluki pahlawan bagi anak-anak. Di sela-sela pekerjaannya menyelamatkan anak-anak, dia pun sering muncul di tv. Mengapa Baalveer di tv? Beberapa episode Baalveer, ia sering tampil untuk mengklarifikasi segala hal yang berkaitan dengan anak-anak. Ter