Sekali menonton, pertandingan dah
bubar
Dua kali menonton, pertandingan
dibatalkan dan berujung kalah WO
Ketika mau masuk sekre,
segerombolan laki-laki bahkan ada yang cenglu membawa serta drum dan toa.
“Mau ada pertandingan ya?”,
tanyaku.
“Iya kak, rektor cup,” jawab maba.
“futsal apa?”
“bukan kak, sepak bola di Gor Soesoe.”
Wah ada pertandingan bola. Pengin nonton,
batinku menggerutu. Ketika loncat ke dalam sekre, aku lihat Tri temanku berada
di depan sekre.
“Nonton bola yuk?” ajakku.
“Ayo, kamu bawa motor?” tanya Tri.
“Yah tapi aku ngga ada motor yaah,”
jawabku.
“Eh kan ada motor Caca, pake motor
Caca yuk?,”
“Ayoo.”
Cusss langsung menuju Gor Soesilo
Soedarman yang berada di kampus belakang. Wiih... girangnya aku, akhirnya
nonton pertandingan sepak bola.
Ngga kepikiran bakal terjadi suatu
apa pun, kaya yang semester silam. Pas udah ke gor eh yang lain malah pada
turun gara-gara pertandingan udah bubar. Nah kali ini kan aku berangkatnya
bareng suporter, jadi pertandingan pasti belum mulai, baru akan.
Dengan percaya tingkat girang aku
bakal nonton pertandingan, sampailah di gor. Uhh.. wajar saja memang
pertandingan baru akan dimulai 15 menit lagi, tapi gor sudah dipenuhi suporter.
Senengnya duduk di kursi paling depan.
Eh tiba-tiba awan hitam terlihat
dari kejauhan sambil mengguyurkan hujan di belahan lokasi lain. Berharap hujan
tak berjalan ke lapangan.
Harapanku tak terkabul, breees
hujan turun deras, besar, dan banyak. Pindah posisi tempat duduk adalah cara
yang tepat untuk dapat menghindari cipratan air hujan.
Ternyata meskipun hujan deras,
tapi setengah jam lebih intensitasnya ngga berkurang. Wah pertandingan diundur
sampai waktu demikian.
Asap rokok mengepul dari bangku
sebelah kanan, depan, belakang, atas dan bawah. Fiuuuh.. ubleke pake banget.
*****
Udah deh, wasit beserta pemain
berseragam merah memasuki lapangan. Dan apa yang terjadi.... Priiiit wasit
meniupkan peluit panjang beserta pemain telah siap menata diri di lapangan. Tapi
yang terlihat hanya pemain berseragam merah dengan tulisan di depan UNY. Buuuug,
bola dilesatkan memasuki gawang lawan tanpa perlawanan. Priiiit wasit kembali
meniupkan peluit panjang, dan menunjukan tanda pertandingan telah berakhir.
“Unsoed ndi unsoed!” teriak salah
seorang suporter, Bang Willi.
Suporter bertanya-tanya. Lah apa
ini, udah selese ini, ini udah ini? semuanya saling tatap tanda bingung
berharap mendapat jawaban dari kejadian tersebut. Tapi di deretan suporter tak
ada yang tahu alasan pasti pertandingan berjalan demikian.
Baru setelah beberapa orang turun
ke panitia, didapat jawaban Unsoed kalah WO.
Whaaaat? Batal nonton pertandingan
bola lagi dan lagi. Kalahnya WO pula. Mending udah nonton pertandingannya. Lah
ini udah nunggu, ngga jadi main, ngga lihat pemain, ngga lihat ada yang
tanding, begitu kelihatan langsung dinyatakan kalah WO. Lengkap banget
kekecewaan suporter. Coba bayangkan, aku yang udah semangat siap dengan atribut
botol aqua bekas berniat bernyanyi lala lala yeye buat dukung Unsoed, ternyata
harus menerima pertandingan dengan hasil demikian. Hasil macam apa ini!
Uiiiuhhhh... penantian di dalam gor sia-sia.
Mungkin aku yang tak begitu paham
dengan sistem WO. Atau mungkin panitia atau entah siapalah yang tak berniat
melanjutkan pertandingan hingga memaksa tuan rumah menyerahkan poin penuh pada
lawan. Ohhhh sakit.
Komentar
Posting Komentar