“Sebagai mahasiswa yang tak mendapat
beasiswa, tidak berprestasi dan tidak mengikuti BEM Universitas, upacara
menjadi sesuatu yang langka”
source.net |
Sudah lama
tak mengikuti upacara, termasuk upacara peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia. Maklum
sebagai mahasiswa yang masih dibilang newbie,
upacara menjadi sesuatu yang langka jika mereka tidak aktif dalam organisasi. Termasuk
saya. Seorang mahasiswa angkatan tahun lalu yang sekarang diminta untuk
menghadiri upacara sebagai perwakilan dari mahasiswa yang mengikuti co-trainer.
Sebagaian civitas
akademika mungkin merasa malas untuk menghadiri sebuah upacara. Hanya mengharapkan
agar daftar hadir terisi, dengan terpaksa mereka mengikutinya. Ya, hanya daftar
hadir yang mereka kejar bukan kekhidmatan upacara yang menjadi tujuan utama.
Upacara sejatinya
menjadi momen penghormatan warga negara, bagi para pahlawan yang telah
memperjuangkan kemerdekaan negeri ini di masa lampau.
Berapa lama
kita berdiri untuk sebuah penghormatan? Paling-paling hanya 30 menit yang
diselingi tangan dan kaki bergerak merasa pegal dan panasnya terik matahari di waktu
pagi.
Berapa lama
pejuang merebut kemerdekaan? 350 tahun... ditambah mempertahankannya
bertahun-tahun. Sekarang, kitapun belum sepenuhnya merdeka. Pengakuan akan
kemerdekaan negeri ini setidaknya sudah berhasil didapatkan. Untuk sebuah
penghormatan dengan melaksanakan upacara bendera masa hal itu masih saja malas dilakukan.
Beruntungnya
saya pagi ini mengikuti upacara bendera. Menjadi mahasiswa yang biasa-biasa
saja tentu jarang mendapat kesempatan seperti ini. Padahal jika mau hadir saja
di lapangan tanpa mengisi daftar hadir maka kita tetap bisa mengikuti upacara
hehe.
Sekian J
Komentar
Posting Komentar