Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2014

Sepak bola kenapa rusuh?

source.hooligan Jika ada pertanyaan seperti itu, pasti yang suka bola ngga ngrasa kalo mereka rusuh. Eitzz aku juga suka bola tapi aku ngga rusuh. Nah loh baru dibilang hihi. Tapi antara suporter badminton dan bola sering timbul gesekan masalah kerusuhan dan ketertiban. Antara prestasi dan ambisi. Ya, bola dianggap rusuh, ricuh dan ambisius. Sedangkan badminton dianggap tertib, fanatik dan berprestasi. Ya, bisa dilihat lah berapa sering suporter bola yang rusuh menyebabkan nyawa diantaranya melayang. Berapa sering antar pemainnya pun tak luput dari baku hantam. Apa karena mereka semua laki-laki? Ah tidak juga. Di negara lain sepak bola perempuan pun sudah banyak. Bandingkan dengan badminton. Apa pernah antar suporter rusuh? Sekalipun lawan negara tetangga yang ada paling nyanyian ejekan, ngga mungkin sampe lempar-lemparan botol air mineral. Ngga mungkin sampe menyalakan kembang api di dalam ruangan. Lah iyalah di dalam ruangan kok berkobar-kobar ya kebakar hihi. Bal

Aku (dalam) Puncak Somasi

Dalam riuhnya massa, aku menepi. Aku tau ibuku di dalam, dan aku di luar. Dan hari ini, ketika semua berkumpul, bersatu, aku menepi. Menepi dari rombongan pejalan kaki mahasiswa baru 2014 yang menolak UKT. Dan aku menepi untuk sekadar mendapatkan gambar dari aksi ini. Tapi aku berada dalam lingkungan massa itu. Tapi orang lain tak melihat kronologis ceritaku. Ya, aku dianggap memalukan, mencemarkan nama baik dan membuat onar. Ah, siapa aku sampai bisa dianggap seperti itu? Aku anak unsoed. Dan ibuku pun unsoed. Maka aku dianggap bagian dari unsoed pun bagian dari mahasiswa. Aku dalam puncak somasi hari ini. Tak ada berita yang mampu kutulis. Pulang pun ketika massa baru sampai di depan gedung. Wawancara pun belum sampai korlap. Aku belum dapat data apa pun. Tapi ibu melihat. Karena kawannya yang melihatku. Padahal aku menepi. Disuruhnya pulang, aku pulang. Aku dalam puncak somasi. Tak tahu apa-apa hari ini. Impianku mengejar berita besar, pupus. Aku tak berhasil

Jadi Santri 3 Hari

Aku tak pernah merasakan tinggal di lingkungan pesantren. Tapi hari itu membuatku merasa menyelami lebih dalam lautan Islami di IPT J Siapa sangka niatku untuk mengikuti UKI masih berlanjut hingga kini menjadi tentor. Namun aku sedikit beruntung atau malah satu-satunya pengurus yang hoki. Betapa tidak, selama aku menjadi pengurus, aku sama sekali tak pernah mengikuti satu pun rangkaian persyaratan menjadi pengurus, seperti magang dan mengikuti IPT. Mengikuti IPT itu wajib bagi pengurus, lah aku udah sejauh ini eh sama sekali belum pernah ikut IPT. Apa si IPT itu? IPT kepanjangan dari Islamic Personality Training bahasa singkatnya tekad (training kader). Karena aku sudah menjadi pengurus, justru ini menjadi beban jika aku belum mengikuti IPT. Nah, tanpa pikir panjang akhirnya mengikuti IPT susulan bareng maba 2014 kulakukan. Aku ngga berpikir kalo nanti disana aku paling tua, atau aku paling krik krik. Untungnya ada temen yang ngajakin sesama 2013 Ani, jadi ya ayo cus iku

Lagi dan Lagi

Sekali menonton, pertandingan dah bubar Dua kali menonton, pertandingan dibatalkan dan berujung kalah WO Ketika mau masuk sekre, segerombolan laki-laki bahkan ada yang cenglu membawa serta drum dan toa. “Mau ada pertandingan ya?”, tanyaku. “Iya kak, rektor cup,” jawab maba. “futsal apa?” “bukan kak, sepak bola di Gor Soesoe.” Wah ada pertandingan bola. Pengin nonton, batinku menggerutu. Ketika loncat ke dalam sekre, aku lihat Tri temanku berada di depan sekre. “Nonton bola yuk?” ajakku. “Ayo, kamu bawa motor?” tanya Tri. “Yah tapi aku ngga ada motor yaah,” jawabku. “Eh kan ada motor Caca, pake motor Caca yuk?,” “Ayoo.” Cusss langsung menuju Gor Soesilo Soedarman yang berada di kampus belakang. Wiih... girangnya aku, akhirnya nonton pertandingan sepak bola. Ngga kepikiran bakal terjadi suatu apa pun, kaya yang semester silam. Pas udah ke gor eh yang lain malah pada turun gara-gara pertandingan udah bubar. Nah kali ini kan aku berangkatnya bareng supor

Sekelebat Tulisan

Ada yang lagi nunggu tulisanku nih, eciyee akhirnya ada yang baca haha. Sebenarnya banyak tulisan yang masih aku simpan dalam laptop dan belum sempat terposting. Hal ini karena kegiatan rapat dan perkuliahan yang membuatku melupakan waktu untuk membuka blogger.com hehe. Padahal si ngga sibuk. Cuma lupa aja buka alamat itu, seringnya langsung buka trianawd.blogspot.com. Halah apalah intermeso di atas. Harusnya tulisanku sedikit agak lumayan bermanfaat eh ini malah postingan tanpa tema asseeeek. Yang penting namanya posting kan? Judulnya aja sekelebat, jadi kusudahi saja tulisan ini. Semakin banyak nanti semakin terpesona, dipending dulu deh auranya buat tulisan-tulisan selanjutnya. Hahaha Sekian J

Menyoal Pekerjaan

“ketika memutuskan untuk berhenti, maka kesempatan tidak datang dua kali...” source.net Apa itu pekerjaan? Kerja adalah suatu kesempatan bagi kita untuk menimba lebih dari sekadar ilmu, di dalamnya ada pengalaman dan yang terpenting di gaji. Kerja adalah suatu kesempatan. Dimana dari jutaan orang yang mengharapkan pekerjaan hanya sepernya saja yang berhasil mendapatkan pekerjaan sesuai di bidangnya, mendapatkan pekerjaan serabutan, dan mendapatkan pekerjaan karena turunan (bapaknya bos ya anaknya ngikutin). Dan sisanya mereka pengangguran. Kerja tak semua orang bisa bertahan karenanya. Ada faktor lingkungan seperti teman kantor, suasana lingkungan pekerjaan, sampai tetangga dan kantin di sekitar. Segala yang ada tak semuanya memberi kenyamanan bagi para pekerja. Begitupun jika tak ada semua fasilitas pekerjaan menjadi tidak produktif. Kenapa ingin berhenti bekerja? Bekerja itu tak mudah didapat. Sekalipun sudah berhasil mendapatkan sesuai bidangnya, namun dalam

Eval Perdana

Yang ada hanya mata yang sayu dengan kepala tertunduk... Tulisan pertama di media buletin kampus, awalnya membuatku sedikit agak merasa bangga. Namaku tercantum dengan lengkap tanpa nim, dan disitu menunjukkan akulah pembuatnya. Ya, mungkin bagi orang awam tahunya itu tulisanku. Murni hanya aku yang membuat. Tapi bagi kalangan persma tentu tahu yang namanya editing dan segala macam perubahan yang dilakukan oleh redpel dan pimrednya.  Dan bagiku hal tersebut tak membuatku agak bangga, tapi masih ada sedikit. Siangnya terbit, malamnya evaluasi. Eval dari selama proses pembuatan media buletin tersebut. Banyak yang dibahas lebih tepatnya banyak yang perlu diperbaiki. Balik lagi karena namaku tercantum sebagai penulis berulang kali ditanya perasaan mengenai hasil tulisan di media tersebut. Ingin rasanya tak usah bercerita, cukup dengan ekspresi saja. Kepala tertunduk melihat banyak kekurangan di tulisan tersebut. Kepala tertunduk karena hasil tulisan belum enak dibaca dan cenderu

Dahsyatnya Gema Takbir (Idul Adha)

source.net Ceritanya di sebuah alun-alun... Adzan maghrib selesai berkumandang, tapi aku dan temanku baru menuju masjid yang berada di samping kanan sebuah lapangan alun-alun. Selesai melepas sandal langsung mengambil air wudlu dan bergegas ke pintu masjid. Ketika menyusuri teras masjid menuju pintu masuk, terdengar kumandang takbir. “Allohuakbar... Allohuakbar... Allohuakbar” Aku dan kawanku Eci berhenti berjalan dan saling tatap. “Haa Takbir??” dengan ekspresi heran dan senang. Pikirku aku dan kawanku sama-sama lupa sekarang malam takbir. Kami terlalu pusing mencari tugas fotografi hingga tak menyadari sepanjang jalan melihat kambing dan sapi bahwa besok adalah Idul Adha. Kami mengacuhkan semua pertanda tadi. Dan menganggap heboh kambing dan sapi yang banyak berada di mobil box serta pinggiran jalan. Terlebih aku tak menghiraukan pesan ibu yang melarang pulang malam untuk malam ini. Aku kira ibu terlalu sering mengingatkanku akan hal itu. Jadi pesan itu

Menyoal Peka

source.net Belakangan ini aku sering nyindir teman-temanku dengan kata, “Peka dong peka!” Dan jawaban mereka, “Ciyee Peka”. Kesimpulannya aku dan temanku mengartikan peka dengan maksud yang berbeda. Memang awalnya sindiran itu aku tujukan biar kita saling bantu, tapi temanku menganggap kepekaan hanya untuk orang yang spesial. Ah temanku -_- Dan kemarin, aku menemukan makna peka dalam artian yang berbeda menyentuh perasaan menyadarkan logika. Ketika di sebuah rel dekat stasiun. “Kenapa mobilnya berhenti, perasaan ngga ada kereta,” keluhku yang berada di jok belakang motor matic hitam. Sambil menerobos perlahan sebelah kiri mobil, kakaku melewati deretan kendaraan roda empat yang berhenti. Rupanya mobil oranye  sedang tertahan tepat di perlintasan rel kereta api. Tak ada orang yang membantu. Sang supir keluar sembari mendorong mobilnya dengan sekuat tenaga, walau tenaganya tak mampu merubah banyak posisi mobil yang bernama angkot itu. Tiga meter sudah motorku

My Favorite Quote

Quote adalah sebuah kata unik yang sekali diucapkan akan membuat kenangan bagi pembacanya. Entah karena itu sesuai dengan pengalaman pribadi atau quote tersebut sebagai penyamangat  atau ada hal unik yang membuat sebuah kata menarik perhatian pembacanya. Quote favoritku adalah “untuk tumbuh kita harus berjalan ke arah ketakutan kita” -John Berryman- Karena tulisan kemarin menuliskan tiga ketakutan , maka untuk melawan ketakutan itu aku pilih quote di atas. source.net John Berryman Banyak kata-kata yang aku kagumi. B isa jadi quote hari ini berbeda dengan quote hari esok hehe. Tapi yang pasti aku tidak ingin terus merasa takut. Dan untuk melawannya aku harus berjalan ke arah ketakutanku. Takut? Dilawan!

What I'm Afraid Of?

Apa yang aku takutkan? Ngga banyak, karena sejujurnya aku orang yang pemberani wahaha. Tapi jika ditanya ketakutanku, aku bisa menyebutkannya ngga lebih dari 5 macam. Kok sedikit? Iya karena ini ketakutan yang paling sering kurasakan. Paling sering dan paling kelihatan yaitu aku takut ketinggian. Ketinggian dua meter di atas permukaan tanah aja udah ngeri liatnya. Apalagi berdiri di atas puncak gedung tertinggi di Kota Satria? Pasti ini kaki udah gemeter. Awal ketakutanku, ketika umur 5 tahun ceritanya liburan ke Borobudur. Untuk pertama kalinya aku menaiki Borobudur sampai ke puncak tertinggi. Waktu naik si ngga masalah, ngga berani liat bawah juga. Eh pas turun, kaki langsung gemeteran dan akhirnya minta gendong. Udah lemes ini kaki ngga bisa ngelanjutin perjalanan ke bawah. Dilanjut ketakutan yang kedua. Takut kalo ngantuk di kendaraan yang sedang berjalan. Terutama kendaraan yang melaju di malam hari. Baik itu motor, mobil, bus, apapun yang lajunya kencang. Bayan

20 Facts About Me

#20FactsAboutMe Fakta yang ada dalam diri kamu, aku dan kita terbentuk karena adanya konsep diri yang telah dibangun berdasarkan lingkungan sekitar (menurut mata kuliah KAP). Kita bisa menilai diri sendiri tak lepas dari penilaian yang diberikan orang lain pada kita. Sehingga 20 fakta yang akan kutuliskan ini dibuat khusus sebelum tidur berdasarkan pandangan dariku yang dibentuk oleh penilaian orang lain. Cek result à Pertama, aku seorang wanita Kedua, anak kedua dan punya saudara tiga Ketiga, sifatku pendiam. Ini penilaian banyak orang dan aku mengakuinya Keempat, aku rajin. Rajin belajar rajin mengerjakan tugas rajin bermain dan rajin ke sekre Kelima, aku lulusan teknik lohhh Keenam, mikirnya lama bahasa kerennya lola Ketujuh, pekerja keras meski badan tinggal kulit dan tulang Kedelapan, pernah merantau ke Jakarta Kesembilan, pernah dua bulan lebih seminggu jadi anak kos Kesepuluh, paling suka tempat wisata saat ini bernama Kota Tua Kesebelas, per

Introduction ^o^

Sebelum mulai perkenalan, sepatah kata buat kawanku Tiwi. Terima kasih telah berinisiatif membuat acara ini #25DayBlogChallenge. Semoga tulisanmu, tulisanku, tulisan teman-teman menjadi saksi pertemanan dan pelatihan tulisan kita hehe. Triana Jika diminta introduction sesimple aku menjawab namaku Triana J nama terindah untuk orang yang punya nama ini. Langsung saja ceritakan aku dan segala macam isi diriku. Anak kedua meski aslinya anak ketiga dari empat bersaudara. Lahir dan tinggal selalu dan melulu di kota kecil daerah ngapak. Sudah belasan tahun dan tak pernah bosan untuk tetap belajar dan hidup di kota kecil ini. Kegiatan sekarang masih belajar di salah satu universitas. Berasal dari nama Panglima Besar Jenderal Soedirman menjadi pilihanku dan orang tua untuk melanjutkan pendidikan disini. Kesibukan masih dalam proses belajar untuk menempuh jenjang pendidikan Strata 1. Kesibukan sampingan belajar di UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) dan HMJ (Himpunan Mahasiswa