Susah merepresentasikan seseorang jika sedang diam. Kita tanya takutnya sedang marah, kita diam takutnya dia sedang ingin dipedulikan.
Aku diam saat aku marah. Susah meluapkan emosi, mungkin karena tak terbiasa juga untuk marah. Tapi marah yang dipendam dalam hati juga bukan sesuatu yang baik. Orang bilang, luapkanlah emosi karena itu akan melegakkan hatimu. Orang lain bilang, jangan terlalu lantang jika sedang marah, bisa-bisa kamu sakit jantung.
Semuanya benar, tapi tak selamanya benar.
Orang bijak bilang, manusia itu sabar ada batasnya. Jika sabar dalam hal ini berarti diam, kita bisa saja diam setiap saat terhadap segala kondisi yang menimpa diri kita dan itu akan membuat kita menjadi sakit. Sakit karena menahan luapan emosi, sakit karena tak bisa terlalu lama menahan diri, sakit karena kita tak bisa bersuara.
Diam seribu bahasa, pasti sering dengar kalimat tersebut. Diam seribu bahasa artinya kata diam memang dapat menimbulkan banyak arti. Orang hanya bisa menduga-duga tanpa tahu pasti apa sebenarnya makna dari perilaku diam seseorang.
Diam itu perlu atau tidak?
Jelas perlu, diam bisa dipakai jika kita sedang dinasehati karena kesalahan kita, kita bisa saja membela diri namun dalam situasi seperti itu lebih banyak ucapan kita tak akan dibenarkan, jadi lebih baik diam.
Diam itu tidak perlu, zaman ini sudah merdeka! Negara kita memiliki undang-undang tentang kebebasan bersuara, mengeluarkan pendapat dan pikiran. Jadi untuk apa kita mengunci mulut rapat-rapat padahal kita diberi kebebasan untuk itu.
Diam itu emas. Ah peribahasa macam apa itu?
Diam dianggap sesuatu yang lebih tinggi dibandingkan mereka yang banyak bicara. Diam bisa saja seseorang sedang berpikir, jadi dibandingkan dengan orang yang bicaranya banyak namun tak terkonsep karena tidak meluangkan waktu untuk diam dan memikirkan apa yang nantinya akan disampaikan, dalam hal ini arti diam di atas benar.
Masih banyak tentang arti diam. Apalagi jika diartikan menurut pribadi masing-masing.
Alangkah baiknya karena kita memiliki kebebasan bersuara dan berpendapat jadi kita manfaatkan hal itu.
Diam itu boleh, bicara banyak juga tak apa. Namun semua itu tentu ada porsinya masing-masing dan kita harus memahaminya.
Diam itu berhenti untuk bertindak
Berjalan untuk berpikir.
Komentar
Posting Komentar