Lentik senyumnya tak terlihat lagi.
Raut wajahnya berbeda dari beberapa bulan yang lalu.
Ah, sudah lama tak melihat wajah ramahnya yang biasa kutemui. Kini berubah, semuanya berbeda seakan dingin yang terasa tak ada lagi keramahan walau sekadar senyuman.
Marahkah? Entah, mungkin aku juga yang tak peka. Tapi kalaupun iya, seperti yang dipertanyakan kebanyakan orang, “Aku salah apa?”
Aku tak mau terlalu banyak menduga, aku takut yang ada dugaanku hanyalah pikiran negatif tentangnya, aku tak mau seperti itu. Tapi aku juga tak bisa diam saja menerima ini.
Kenal tapi tak menyapa, kenal tapi tak bicara, kenal tapi tak menegur.
Dingin kan diperlakukan seperti itu, sedangkan kita tak tahu apa yang habis kita perbuat hingga menyebabkan seseorang berlaku demikian.
Saat ini yang jelas di matanya tak lagi terlihat keramahan, arah pandangannya telah berpaling dan tak mau melihatku atau pura-pura tak melihatku atau sengaja tak ingin melihatku.
Ah, aku mencoba tak ingin menduga namun yang terbaca demikian. Aku hanya mengartikan gesture-nya. Dan selalu demikian, dan selalu sama akhir-akhir ini.
Semoga aku yang salah, mungkin ini semua salah mengartikan. Aku tak mau jika ini ternyata benar dan keramahan itu benar-benar hilang.
Lantas apa lagi yang bisa kuperbuat, menahannya?
Mungkin aku akan menghilang jika hal itu bisa kulakukan. Mungkin aku akan pergi jauh jika hal itu juga mungkin kulakukan. Mungkin aku tak akan kemana-mana dan mengartikan semua ini dengan sesuatu yang hanya bisa menduga-duga sejalur jalan pikiranku semata.
Aku harap keramahan itu kembali datang. Tak lagi luntur bahkan menghilang. Jika memang aku salah harusnya aku ditegur bukan didiamkan.
Komentar
Posting Komentar