Mungkin aku tak dapat menulis rangkaian kata seindah
lirik lagunya Gita Gutawa “Rangkaian Kata”
Mungkin aku tak dapat menulis cerita seromantis
“Rectoverso” yang dibuat Dewi Dee Lestari
Mungkin aku tak dapat membuat cerita yang penuh semangat
layaknya novel “Laskar Pelangi” karya Andrea Hirata
Tapi yang jelas, aku bangga karena aku menulis ini
dari hati...
Memang,
menulis dari hati saja tidaklah cukup untuk dapat menghasilkan sebuah karya
besar. Aku tak memiliki bakat menulis, hanya saja aku menyenangi aktivitas ini.
Apa pun yang kulakukan, jika aku ingin mengabadikannya, menulis adalah langkah
yang kuambil. Daripada berfoto-foto ria, menulis rangkaian kisah lebih bermakna
untukku.
Kata demi
kata yang kutulis mengalir begitu saja, seakan apa yang dipikirkan selaras
dengan hentakkan jari-jariku pada keyboard.
Begitu dibaca tak begitu indah memang, namun aku senang tiap kali dapat
menyelesaikan satu tulisan.
Melalui
#30HariMenulis ini langkah awal untukku berlatih menyusun rangkaian kata. Hari
ini adalah hari ke-23 artinya 7 hari lagi acara ini akan usai. Dan mungkin juga
7 hari lagi blog pribadiku ini akan sepi pengunjung, sepi pula tulisan.
Awalnya aku
terpaksa mengikuti acara ini, ada rasa pesimis bahwa aku tak dapat
menyelesaikan tulisan dalam sehari. Apalagi tiap hari, itu hal yang membuatku
berpikir ulang untuk ikut acara ini. Akhirnya dengan sedikit berat hati aku
mendaftarkan diri. Ketika itu tujuan utama mengikuti acara ini adalah agar blog
yang telah lama aku punya ini bisa terisi setiap hari, setidaknya diakhir nanti
ada 30 tulisan murni hasil karyaku seorang.
Nyatanya
tujuanku kini telah berubah. Tak butuh waktu sampai 30 hari untuk membuatku
sadar menulis, aku semakin gemar menulis setiap hari. Bahkan dalam satu hari
kadang aku berhasil membuat dua tulisan. Awal yang bagus, mengingat saat
pertama perasaan terpaksa itu lebih besar dari apa pun.
Meski kegemaran
menulis ini sudah cukup besar, memang untuk meningkatkan kualitas menulisku
butuh waktu yang tidak sebentar. Aku masih belum mampu menulis cerpen berkisah romance. Bagiku itu hal tersulit selama
aku menuliskan sesuatu. Aku selalu gagal di tengah cerita, bahkan untuk
memikirkan kisah yang bernuansa percintaan aku tak mampu. Selalu cerpen yang
kubuat berkisah tentang keluarga, sahabat, atau hal-hal yang menceritakan
kesedihan, yang jelas itu bukan tentang percintaan.
Entahlah,
rasanya aku selalu minder ketika membaca cerpen milik teman-temanku. Mereka
membuat begitu indah dan seakan-akan aku masuk dalam cerita mereka. Itu suatu
keajaiban sebuah tulisan yang terdiri dari rangkaian kata.
Dibandingkan
kisah romance aku lebih senang
menulis hal-hal yang sifatnya motivasi, politik, dan olahraga. Aku senang
mengomentari pertandingan sepak bola, aku juga senang berbicara tentang
politik, aku juga tak kalah senang menuliskan cerita-cerita singkat yang isinya
tentang semangat.
Aku ingin
belajar menulis cerpen. Rasanya jika menulis hanya sebuah opini belaka itu hal
yang biasa. Hal yang hampir semua orang bisa melakukannya. Aku ingin menulis
puisi seindah para penyair menciptakan kata demi kata yang tersusun menjadi
rangkaian kata yang indah dan penuh makna. Aku ingin belajar menulis indah.
Tapi dari
semua itu, aku lebih ingin belajar untuk tetap melanjutkan tulisan ini menjadi
31Hari, 32Hari, 33Hari dan seterusnya selama aku masih bisa menulis.
Bagiku
menulis itu bisa dilakukan di mana saja, entah itu di buku, di laptop, di blog,
di status dan di manapun kita berada, jika kita ingin tetap diingat sejarah
maka kita harus menuangkannya ke dalam sebuah tulisan.
Memori
berdasarkan gambar saja tidaklah cukup untuk menerangkan sebuah cerita. Namun
rangkaian kata akan mampu mengingatkan kita terhadap setiap detik yang pernah
kita lewati.
#30HariMenulisLanjutkan
J
Komentar
Posting Komentar