Pagi yang
cerah ditemani nyanyian burung dan sesekali suara motor. Ya, hari ini kuliah
libur, maklum weekand. Tapi aku
memaksakan diri ke kampus untuk mengikuti jadwal kuliah pengganti. Jalanan
terasa lengang, menyebrangpun bisa setiap saat dilakukan. Karena aku berangkat
terlalu pagi akhirnya aku mengunjungi kos salah satu temanku, Laras. Begitu sampai
di sana aku tak melihat wujudnya, meski di luar sandal biru cerah masih ada di
depan pintu yang biasa dia gunakan. Pantas saja, ketika di kamarnya yang aku
temui justru Eci, dia sedang memandang hp-nya, entah sedang sms atau sedang online. Rupanya Laras baru mandi,
suaranya yang masih serak dia paksakan untuk bernyanyi di kamar mandi.
Melihat kamar
temanku yang satu ini memang tidak seperti biasa. Tisu ada di mana-mana, dan
benda-benda kecil entah itu sampah atau bukan berserakan di lantai. Tadinya aku
biasa saja, toh aku sudah pernah melihat kamar yang lebih berantakan daripada
ini.
Begitu Laras
selesai mandi, dia kaget melihat temannya tambah satu lagi. Aku kira dia kaget
hanya sebatas itu, tapi ternyata dia merasa tidak enak karena di saat kamarnya
sedang berantakan teman-temannya justru banyak yang datang. Dia ingin
membereskan tapi aku dan Eci sudah mau ke kampus, akhirnya kamar kos Laras
dibiarkan seperti apa adanya dan masih berserakan dengan segala benda-benda
kecilnya.
Laras terus
meminta maaf atas ketidaknyamanan yang dia lakukan. Bagi Laras, jika Eci, Caca ataupun
Ica yang main ke kamarnya yang sedang acak-acakkan mungkin itu sudah biasa,
tapi bagiku yang jarang berkunjung ke kos Laras dan sekalinya berkunjung justru
disuguhi ruangan yang demikian, Laras jelas merasa tidak enak.
Sampai di
kampus ternyata kuliah belum dimulai dan baru akan dimulai siang nanti. Akhirnya
aku, Laras, Eci dan Ica memutuskan untuk kembali ke kos Laras. Laraspun memilih
untuk merapikan kamarnya, dan sebelum kamar kosnya rapi aku dilarang masuk ke
dalam kamar kosnya.
Akhirnya aku
memilih membuat tulisan ini sembari menunggu Laras selesai beres-beres. Ternyata
saat aku telah selesai menulis inipun Laras tak kunjung keluar. Aku tak tahu
dia merapikan kamarnya se-rapi apa, yang jelas aku sudah katakan tidak usah
sungkan menerima teman di saat kamarnya sedang berantakkan, kan aku juga tak
merasa keberatan dengan kondisi kamarnya.
Tapi ini
sedikit catatan, rapikan kamar setiap saat sebelum orang lain melihat kondisi
kamar kita.
Sekian J
Komentar
Posting Komentar